Dan benar saja, memang bisnis ritel atau apalagi e-commerce saat ini bukan soal seberapa cepat bisnis tersebut memperoleh keuntungan, melainkan kepercayaan dari konsumen. Jeff mengatakan bahwa berkat word of mouth alias promosi dari mulut ke mulut, Amazon pun dikenal sebagai “toko buku” terlengkap.
Di tahun 1997, dua tahun setelah beroperasi, Amazon pun mulai membuka sahamnya untuk publik atau IPO. Amazon memperkenalkan fitur Associate, yaitu setiap iklan penjualan buku akan ditautkan ke layanan Amazon dan mereka yang bermitra dengan Amazon mendapat komisi dari penjualan buku. Nama Amazon pun semakin besar karena layanan mesin pencari seperti Yahoo dan America Online juga menggandeng Amazon.
Akhirnya di bulan Oktober tahun itu Amazon mengumumkan layanannya menjadi ritel online pertama yang mengantongi 1 juta pelanggan yang berasal dari seluruh negara bagian Amerika dan 160 negara lain dengan penjualan tahunannya mencapai USD147,8 juta. Sejak saat itu Amazon terus bertambah besar dan merentangkan tangannya menjamah negara-negara lain dengan cara mengakuisisi perusahaan ritel online terbesar yang ada di tiap negara.
Hal ini membuat Amazon dapat mengamankan posisinya di pasar tiap negara dan memperkuat rantai distribusinya. Dan di sinilah Amazon mulai menjual produk selain buku yang membuatnya menjadi seperti toserba online.
(Rizkie Fauzian)