"Tapi kan kita tunggu, kita tidak tahu sampai kapan perkembangan Lapangan Abadi, Natuna. Lapangan yang ada saat ini sudah mulai berkurang,"ujarnya.
Sementara itu terkait dengan pemilihan AS sebagai tempat impor LNG, Yenni mengatakan, sebenarnya Pertamina dihadapkan dengan banyak pilihan, dari AS (ExxonMobil) hingga Belanda (Shell).
"Kenapa impor dari Amerika, karena kalau kita beli dari Exxon dia enggak bawa kilangnya dari Amerika. Kalau dari Total, Shell, mereka punya portofolio volume dan kapasitas di lokasi di dunia. Kita feleksibilitas saja,"ujarnya.
Selain itu, ExxonMobil memiliki sejumlah kilang di berbagai tempat seperti Papua Nugini, Qatar, dan banyak fasilitasnya.
"Kami kan membeli kargo dari internasional company, voluem mereka bukan dari satu production fasilitas saja. Ini juga memastikan security of supply terjaga,"tandasnya.
(Rizkie Fauzian)