BALI – Pemerintah Indonesia akan turut serta dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) One Belt One Road (OBOR) di Beijing. Pasalnya, proyek-proyek strategis nasional akan dipromosikan di depan investor internasional.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menargetkan, pencapaian nilai investasi untuk infrastruktur transportasi Indonesia sebesar USD25 miliar atau setara Rp332,5 triliun (Kurs di Rp13.300 per USD).
“Kalau di sektor transportasi kira-kira USD25 miliar,” ujarnya di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, Jumat (12/5/2017).
Budi melanjutkan dalam konferensi infrastruktur internasional tersebut, pihaknya akan menawarkan dua proyek strategis nasional yaitu Pelabuhan Kuala Tanjung dan Pelabuhan Bitung. Dengan pertimbangan bahwa dua proyek strategis nasional tersebut merupakan bagian dari program Indonesia Centris yang bertujuan untuk mengembangkan kawasan strategis nasional.
“Ini kita bicara soal Indonesia sentris, kalaupun ada satu tawaran dari pemerintah China kita terima kasih, tapi kita akan prioritaskan Indonesia sentris untuk dua lokasi, yaitu di Sumatera Utara dan Sulawesi Utara,” tambahnya.
Sebagai upaya pemerataan pembangunan, Budi mengatakan bahwa investasi akan terlebih dahulu didistribusikan untuk pembangunan infrastruktur di luar Pulau Jawa. Terpilihnya Pelabuhan Kuala Tanjung dan Pelabuhan Bitung dengan pertimbangan bahwa dua pelabuhan tersebut akan menjadi pelabuhan hub internasional kedua dan ketiga setelah Pelabuhan Tanjung Priok.
“Makanya karena fungsi international hub itu dan kegiatan yang lain apakah industri, transportasi yang sifatnya dengan kereta api dan jalan tol serta new town development, oleh karenanya kita konsenterasikan di dua tempat itu,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong melihat nilai investasi infrastruktur Indonesia di OBOR masih tertinggal dengan negara lain. Investasi Indonesia baru terealisasi dana USD5 miliar sampai USD6 miliar.
(Fakhri Rezy)