“Investasi sesuai polanya hanya sedikit menurun. Pelaku usaha mulai merealisasikan investasinya yang diindikasikan dari hasil liaison dan indeks pembelian barang tahan lama. Selain itu, kredit tumbuh cukup tinggi, khususnya kredit investasi. Kegiatan impor terutama impor luar negeri yang meningkat, juga mengindikasikan ekspektasi perbaikan ekonomi,” jelasnya.
Di sisi eksternal, kata Arief, ekspor masih tumbuh membaik. Hasil liaison juga menunjukkan permintaan luar negeri yang tetap stabil, bahkan beberapa perusahaan memandang kendala yang dihadapi adalah terbatasnya pasokan untuk memenuhi permintaan luar negeri. Menghadapi kondisi ekonomi global yang belum kuat, pelaku usaha berupaya untuk memperluas pasarnya ke negara-negara nontradisional. Sementara menurunnya ekspor antardaerah lebih disebabkan kondisi pasokan yang diperkirakan akan membaik di tengah masih tingginya ketergantungan antardaerah.
“Perekonomian Sumatera pada triwulan I 2017 diperkirakan akan tumbuh pada kisaran 5,05,4% (yoy) seiring dengan peningkatan konsumsi karena masuknya bulan Ramadan dan perayaan Hari Raya Idul Fitri serta realisasi belanja pemerintah yang diharapkan meningkat,” paparnya.
Untuk keseluruhan tahun (2017), kata Arief, kinerja perekonomian Sumatera Utara diperkirakan cenderung stabil, berada dalam kisaran 5, 0% (yoy) 5,496 (yoy). Perekonomian Sumatera Utara pada 2017 diperkirakan masih ditopang oleh perekonomian domestik dan perbaikan dari sisi sektor eksternal.
Perbaikan tersebut didorong oleh peningkatan aktivitas belanja pemerintah seiring dengan kenaikan keuangan pemerintah 2017. Selain itu, dari eksternal meningkatnya aktivitas manufaktur negara mitra dagang utama dan lebih tingginya harga komoditas khususnya karet dan CPO akan mendorong produktivitas industri pengolahan.
(Rizkie Fauzian)