JAKARTA - Diciptakannya kecerdasan buatan diduga dapat memicu dampak negatif. Namun, pendiri sekaligus Chairman Eksekutif dari Alibaba Group Jack Ma meyakini, sehebat apa pun kecerdasan buatan tak akan mampu menggantikan manusia.
Jack Ma menyadari, revolusi teknologi yang terjadi pada masa lalu telah memicu konflik, misalnya perang dunia pertama.
"Revolusi teknologi pertama menyebabkan Perang Dunia I. Revolusi teknologi kedua menyebabkan Perang Dunia II," katanya sebagaimana dilansir CNBC.
Kali ini, dunia memasuki revolusi teknologi ketiga, yang mana perkembangan kecerdasan buatan telah tumbuh dengan pesat. Sempat timbul kekhawatiran, kecerdasan buatan bakal mengungguli kemampuan otak manusia.
Namun pendiri perusahaan e-commerce terbesar di China ini memahami bahwa ada kelemahan dari kecerdasan buatan yang tidak akan mampu menggantikan peran manusia. Dia menyatakan, bagaimanapun mesin tidak akan pernah memiliki kebijaksanaan dan belajar dari pengalaman.
"Kebijaksanaan berasal dari hati, kecerdasan mesin ada di otak. Anda selalu bisa membuat mesin untuk mempelajari pengetahuannya. Tetapi sulit bagi mesin untuk memiliki hati manusia," jelasnya.
Bahkan, pria yang akrab disapa Ma ini memercayai, hingga 30 tahun ke depan pun ketika teknologi telah tumbuh dengan pesatnya, manusia akan tetap bertahan dengan keberadaan kecerdasan buatan.
(Dani Jumadil Akhir)