JAKARTA – Alibaba dan Tencent pilih berfokus untuk menekan biaya. Padahal kedua raksasa teknologi China ini sering membicarakan inovasi dan produk terbaru dengan investor.
Hal ini terjadi setelah Alibaba dan Tencent memposting serangkaian hasil kuartal kedua yang mengonfirmasi raksasa yang dulunya bebas dan terbang tinggi ini tapi tidak tumbuh lagi.
Pemain e-commerce terbesar di China, Alibaba, melaporkan pertumbuhan datar untuk pertama kalinya untuk kuartal April hingga Juni. Sedangkan raksasa game dan media sosial, Tencent membukukan penurunan pendapatan kuartalan tahun-ke-tahun pertamanya.
Baca Juga: Perpanjangan Waktu Daftar PSE Hampir Habis, Opera, LinkedIn, dan Alibaba Belum Terdaftar
Alibaba dan Tencent telah merasakan efek dari perlambatan ekonomi yang disebabkan oleh Covid-19 di China yang berdampak pada segala hal mulai dari belanja konsumen hingga anggaran iklan.
Pengetatan regulasi teknologi domestik di berbagai bidang mulai dari antimonopoli hingga game selama satu setengah tahun terakhir juga membebani hasil.
Karena pendapatan tetap berada di bawah tekanan, kedua raksasa itu tampak lebih disiplin dalam pendekatan mereka terhadap pengeluaran.
“Selama kuartal kedua, kami secara aktif keluar dari bisnis non-inti, memperketat pengeluaran pemasaran kami, dan memangkas biaya operasional,” kata CEO Tencent Ma Huateng, seperti dilansir CNBC, Selasa (23/8/2022).
Baca Juga: Perusahaan Jack Ma Dikabarkan Suntik Modal ke Smartfren Telecom (FREN)
“Ini memungkinkan kami untuk meningkatkan pendapatan kami secara berurutan meskipun kondisi pendapatan sulit,” lanjutnya.
Memang, laba Tencent, ketika mengecualikan item non-tunai tertentu dan dampak transaksi merger dan akuisisi, naik 10% dari kuartal sebelumnya.
Presiden Tencent Martin Lau mengatakan bahwa perusahaan keluar dari bisnis non-inti seperti pendidikan online, e-commerce, dan streaming langsung game.