JAKARTA - Alibaba Group Holding Limited mencatatkan laba bersih dari kepemilikan pemegang saham biasa sebesar USD22,941 miliar, dan laba bersih USD21,869 miliar (setara Rp312 triliun kurs Rp14.300 per USD), yang merefleksikan denda anti monopoli yang dikenakan pemerintah China ke perusahaan milik Jack Ma, serta peningkatan pengeluaran kompensasi berbasis saham.
Jika mengesampingkan dampak ini dan berbagai hal lainnya, penghasilan bersih USD 26,250 miliar, meningkat 30% YoY. Adapun total pendapatan perusahaan pada periode tersebut mencapai USD109,408 miliar atau meningkat 41% YoY.
Baca Juga: Alibaba, Perusahaan Milik Jack Ma Rugi Rp12 Triliun! Ini Sejarah untuk Pertama Kalinya
Pendapatan dari operasional sebesar USD13,688 miliar, menurun 2% YoY akibat denda anti monopoli, serta peningkatan sebesar RMB 16,054 miliar dalam kompensasi berbasis saham terkait Ant Group yang dianugerahkan kepada karyawan.
EBITDA yang disesuaikan, pengukuran non-GAAP, meningkat sebesar 25% YoY menjadi RMB 196,842 miliar (USD30,044 miliar). EBITA yang disesuaikan, pengukuran non-GAAP, meningkat 24% YoY menjadi RMB 170,453 miliar (USD26,016 milar).
Baca Juga:Â China Denda Jack Ma Rp43 Triliun, Ini Penyebabnya
Total transaksi atau Gross Merchandise Value (GMV) di ekosistem Alibaba sepanjang tahun tersebut mencapai USD1,23 triliun untuk tahun fiskal 2021. Sebagian besar berasal dari GMV marketplace ritel China yang mencapai USD1,14 triliun. Sisanya dari GMV marketplace ritel internasional dan layanan konsumen lokal.
"Secara umum, bisnis kami telah mengalami pertumbuhan yang kuat dengan fondasi yang solid, dimana rangkaian ekosistem Alibaba menghasilkan GMV senilai USD 1,2 triliun pada tahun fiskal ini," ujar Chairman and Chief Executive Officer of Alibaba Group Daniel Zhang dalam siaran pers, Senin (17/5/2021).