Perkantoran Jadi Pendongkrak Pertumbuhan Properti di Surabaya

Giri Hartomo, Jurnalis
Selasa 11 Juli 2017 16:24 WIB
Ilustrasi: Shutterstock
Share :

JAKARTA - Pertumbuhan properti di Surabaya terbilang cukup tinggi tahun ini. Hal ini dikarenakan berkembangnya beberapa sektor properti seperti office, apartemen, hingga retail di daerah tersebut.

Senior Associate Director Research Colliers International Ferry Salanto mengatakan, sektor properti pertama yang mempengaruhi pertumbuhan yakni sektor office. Ini terlihat dari sektor office yang semula hanya berada di central Surabaya, kini mulai bergeser ke daerah lainnya.

"Selama ini central Surabaya menjadi daerah yang paling banyak suplaynya. Nanti akan bergeser ke daerah barat dan timur," ujarnya di Gedung World Trade Center I , Jakarta, Selasa (11/7/2017).

Sementara dari sektor apartemen, juga akan terus tumbuh khususnya di daerah barat dan timur Surabaya. Alasannya karena pada daerah tersebut terdapat daerah kampus dan perumahan warga.

"Dua daerah ini akan berkembang untuk apartemen. Sementara untuk central itu lebih kepada up class," jelasnya.

Sektor lainnya yang diprediksi tumbuh adalah sektor retail. Pasalnya akan ada mal baru yang akan dibangun kembali.

"Suplainya tinggi untuk retail ini. Terlihat akan ada mal baru. Tapi merupakan ekspansi dari mal yang sudah ada," kata Ferry.

Tak Ada Tanah Kosong, Pertumbuhan Kantor di Surabaya Bergeser

Sektor perkantoran diprediksi terus meningkat hingga akhir 2022 nanti. Bahkan sektor perkantoran yang semula hanya berpusat di central Surabaya diprediksi akan mulai merata pada akhir 2022 nanti.

Ferry mengatakan, pemerataan sektor perkantoran di Surabaya dikarenakan tidak ada lagi tanah yang bisa dikembangkan di daerah central Surabaya. Sehingga Para pengembang mulai berani bergeser ke daerah Surabaya lainnya.

"Memang Central Surabaya paling banyak suplaynya . Tapi akhir 2020 penyebaran ruang kantor akan mulai berimbang. Ini disebabkan karena tidak ada lagi tanah yang bisa dikembangkan," ujarnya.

Akan tetapi lanjut Ferry, ada beberapa masalah dan tantangan dalam pengembangan sektor perkantoran di daerah barat maupun timur Surabaya. Occupancy perkantoran pada daerah tersebut tergolong rendah.

Selain itu, kesadaran untuk membuat kantor diluar rumah masih sangat rendah. Itu dibuktikan dengan masih banyaknya perusahaan yang menggunakan rumah sebagai kantor.

"Occupancy sedikit drop, karena pasar Surabaya tidak seramai di Jakarta. Karena kalau di Surabaya tidak ada kesadaran yang kuat untuk keluar dari rumah untuk menjadi kantor," Jelas Ferry.

(Rizkie Fauzian)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya