JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengantongi laba bersih sebesar Rp10,5 triliun atau tumbuh 10% pada semester I-2017. Kenaikan tersebut didorong pertumbuhan penyaluran kredit hingga 11,9% dan upaya ekstrahati-hati dalam menjaga rasio kredit bermasalah.
"Faktor utama adalah rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) kita jaga dan saat ini NPL kita termasuk sangat kecil di antara industri," ujar Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (27/7/2017).
Baca juga: Rampung Tahun Ini, BCA Masih "Meraba" Akuisisi Bank Kecil
NPL BCA di paruh pertama tahun ini sebesar 1,5 % (gross). Angka itu sebenarnya naik dibanding periode sama tahun lalu yang sebesar 1,4 %. Namun, kata BCA, level NPL saat ini masih berada dalam rentang target NPL yang dijaga BCA yakni di 1,5%-2%.
Berdasarkan komponen pendapatan BCA, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) BCA sebenarnya tidak tumbuh signifikan yakni hanya satu digit di 3,1% menjadi Rp20,3 triliun. Pendapatan Komisi (Fee Based Income) BCA juga tumbuh normal di 10,7% menjadi Rp7,04 triliun.
Baca juga: Incar Bank Kecil, Bos BCA: Akuisisi Sama seperti Cari Jodoh
Namun, BCA banyak terbantu dengan turunnya pencadangan secara signifikan, menyusul NPL yang terjaga dan kredit yang ekspansif. Biaya provisi BCA turun hingga 53,3% (yoy) di paruh pertama tahun ini menjadi Rp936 miliar dari Rp2 triliun.
"Kita memang tetap ada penambahan cadangan, tapi tidak sebesar tahun lalu," ujar Jahja.
Sementara BCA manaruh rasio cadangan terhadap kredit bermasalah sebesar 196,3%. Dari fungsi intermediasi, BCA tercatat menyalurkan kredit Rp433 triliun yang banyak ditopang segmen konsumer dan korporasi.
Baca juga: Waduh! Saham BCA Anjlok 7,2% dalam 2 Hari
Kredit konsumer BCA tumbuh 18,4% menjadi Rp124,5 triliun, sementara kredit korporasi BCA tumbuh 18,7% menjadi Rp160,7 triliun. Sementara itu, kredit komersial dan usaha kecil serta menengah (UKM) tumbuh 1,2% (yoy) menjadi Rp148,3 triliun.
Adapun dana pihak ketiga (DPK) BCA tumbuh 16,7% (yoy) menjadi Rp572,2 triliun, dengan komposisi dana murah naik 12% menjadi Rp426,9 triliun dan deposito tumbuh 33% menjadi Rp145,3 triliun.
Sedangkan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) BCA terjaga di 22,1%. Likuiditas BCA tampak longgar dengan rasio pinjaman terhadap pendanaan (Loan to Funding Ratio/LFR) sebesar 74,5%.
"Likuiditas ini karena tumbuhnya deposito yang cukup tinggi," ujar dia.
Dengan kredit dan DPK tersebut, aset BCA terkumpul Rp738,1 triliun atau tumbuh 17,9% pada semester I 2017.
(Rizkie Fauzian)