"Harusnya dibedakan harga HET beras untuk orang miskin, medium dan premium. Tidka bisa disamaratakan semua. Kalau sama berarti pedagang di Papua yang menjual mahal, semua dianggap lakukan oplosan," jelasnya.
Sementara itu, pengurus harian YLKI Sukarsih mengatakan setuju dengan penetapan HET beras yang ditetapkan Pemerintah. Sehingga dirinya menghimbau agar pengusaha beras mengurangi biaya untuk produksi packing agar harga sampai dipasar tidak tinggi.
"Pengusaha gunakan teknologi berarti ada efisiensi, hingga membuat costnya murah dan harganya bisa terjangkau," tukasnya.
(Fakhri Rezy)