JAKARTA - Investor pembangunan proyek kereta ringan (Light Rail Transit/LRT) Jabodebek, PT Kereta Api Indonesia (Persero) mempertimbangkan titik pembangunan rel hingga melakukan review penempatan stasiun. Hal ini dengan dasar pertimbangan pada kebutuhan masyarakat.
Kepala Divisi LRT Najib Tawangalun mengatakan, KAI ditunjuk pemerintah sebagai investor LRT Jabodebek dengan risiko diberikannya PMN 2017. Kemudian ada pinjaman maka KAI bertanggung jawab atas pengembalian semua hal tersebut di dalam proyek ini.
Baca juga: Catat! 2 Bank Swasta Ini Tergiur Biayai Proyek LRT Jabodebek
"Kami kan posisi jelas, selain sebagai operator, kita sebagai investor. Pola operasi kita tentu akan mempertimbangkan titik rel. Ini bergantung pada kebutuhan masyarakat. Kan ini kaitannya sama subsidi," jelasnya di kantor Kementerian Maritim, Jakarta, Senin (31/7/2017).
Atas dasar hal tersebut, KAI pun membentuk tim untuk review seperti posisi stasiun apakah posisinya sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat, kemudian membuat konsep transit oriented development (TOD).
"Komponen yang membuat subsidi turun akan dilakukan. Kami diberi tugas untuk review, tujuannya supaya negara untung," ujarnya.
Arahan review seperti melihat pertumbuhan yang dilalui LRT seperti apakah banyak perumahan, apakah kelewatan dengan stasiunnya. Hal ini dilakukan supaya semakin banyak penumpang maka nilai subsidi semakin dipangkas.
Baca juga: Sudah Disubsidi, Menhub: Harga Tiket LRT Paling Realistis Rp12.000
"Saya pikir enggak akan mengubah desain. Tapi itu sangat memungkinkan posisi stasiun dan banyaknya jumlah stasiun," tukasnya.
(Rizkie Fauzian)