"Belanja Kurang Tidak Berarti Daya Beli Turun"

Lidya Julita Sembiring, Jurnalis
Sabtu 12 Agustus 2017 17:36 WIB
(Foto: Lidya/Okezone)
Share :

JAKARTA - Pengamat ekonomi Faisal Basri memastikan tidak ada penurunan daya beli masyarakat. Hal ini dikarenakan tidak ada indikasi data yang menunjukkan penyebab pelemahan daya beli seperti yang diisukan akhir-akhir ini.

Menurutnya masyarakat hanya menabungkan lebih banyak uangnya dengan mengorbankan konsumsi. Sehingga faktor ini tidak bisa dijadikan pengukur bahwa daya beli turun.

"Jadi dia belanjanya kurang, tidak berarti daya beli turun. Tidak ada indikasi, kejadian, kebijakan aneh yang menyebabkan konsumsi berkurang. Karena pajak enggak naik, tarif pajak enggak naik," ungkapnya di Forum Merdeka Barat (FMB), Jakarta, Sabtu (12/8/2017).

Baca Juga:

Soal Daya Beli, BPS: Pola Konsumsi Masyarakat Semakin Cerdas dan Efisien!

Mencekam! BI Cermati Dampak Ekonomi dari Ketegangan Amerika-Korut

Basri menilai jika pemerintah jadi menurunkan tingkat pendapatan tidak kena pajak (PTKP) maka bisa dibilang ini salah satu faktor yang membuat daya beli menurun. Tapi hingga saat ini belum ada indikasi seperti itu.

"Jadi daya beli itu yang tercermin dari konsumsi, tidak ada gangguan dari mana-mana. Tidak ada gangguan dari berbagai arah," jelasnya.

Selain itu, ia menilai dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan riil konsumsi masyarakat masih mencapai rata-rata 5%. Pertumbuhan nominal konsumsi masyarakat pada kuartal I 2017 masih 8,6%.

"Jadi, baik secara nominal maupun riil, konsumsi masyarakat masih naik. Memang benar kenaikan konsumsi masyarakat sedikit melambat menjadi di bawah 5% atau persisnya 4,93% pada kuartal I-2017, tetapi jauh dari merosot atau turun sebagaimana banyak diberitakan belakangan ini," tukasnya.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya