JEMBER – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa untuk meningkatkan konektivitas dan mendukung pariwisata di Jember, Jawa Timur, sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kementerian Perhubungan siap mengembangkan Bandara Notohadinegoro.
Sebelum rapat antara Menhub dengan Bupati Jember dan tokoh masyarakat, dijelaskan bahwa pemerintahan Presiden Jokowi-Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) akan memenuhi aspirasi masyarakat Jember untuk meningkatkan perekonomian di sana melalui pengembangan Bandara Notohadinegoro.
Baca juga: Go International, Bandara Blimbingsari Serap Investasi Rp300 Miliar untuk Tahap I
Keseriusan pemerintah mengembangkan Bandara Notohadinegoro diwujudkan melalui penyediaan anggaran di RKAKL Kemenhub 2018 dan juga akan diusulkan dalam penyusunan RKAKL Kemenhub 2019.
"Sudah kita anggarkan sebanyak Rp370 miliar," ujar Menhub Budi Karya usai menggelar rapat bersama Bupati Jember Faida dan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Agus Santoso di Bandara Notohadinegoro Jember, Minggu (20/8/2017).
Menhub mengatakan, harus ada serah-terima aset bandara supaya APBN bisa masuk. "Agar bandara ini diserahterimakan asetnya kepada pemerintah pusat, supaya ABPN bisa masuk. Nanti jika sudah selesai kita ingin bandara ini tidak dikelola oleh pemerintah, karena pemerintah adalah regulator, bisa badan usaha daerah atau BUMN," tuturnya.
Baca juga: Dimulai Tahun Depan, Upgrade Bandara Jember Tuntas 2019
Bandara Notohadinegoro sendiri memiliki luas 120 hektare dan merupakan bandara sipil umum pertama yang dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Jember dengan kekuatan APBD. Ini adalah bandara pengumpan dengan klasifikasi 3C. Lokasi Bandara Notohadinegoro ditetapkan dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 65 Tahun 2004.
Saat ini Bandara Notohadinegoro memiliki panjang landasan pacu 1.645 x 30 meter, taxiway 141 x 18 meter, apron 68 x 96 meter, serta luas gedung terminal 920 m2 (40 x 23 meter).
Baca juga: Keren! Bandara Blimbingsari Banyuwangi Bakal Go International
Pengembangannya Bandara Notohadinegoro akan dilakukan melalui dua tahapan. Tahap I yakni pengembangan sampai 2019 untuk pekerjaan perluasan apron dan taxiway menjadi 96,50 x 68,50 meter, penyusunan Studi RTT untuk perpanjangan runway serta perluasan terminal dan penyusunan studi lainnya, peningkatan pagar keamanan bandara, land clearing dan penyiapan lahan untuk perpanjangan, serta pengadaan armada PKPPK.
Pada 2019 yakni pengerjaan peningkatan kapasitas runway menjadi 2.250 x 45 meter untuk rencana operasi pesawat sejenis Boeing 737 Classic Series, perluasan gedung terminal, pemenuhan fasilitas lainnya, serta pembuatan jalan inspeksi bandara sepanjang 5.100 x 45 meter.
Sedangkan tahap II yaitu setelah 2019. Adapun pengerjaannya akan digunakan untuk perpanjangan runway sampai dengan 2.500 x 45 meter dan pembangunan fasilitas lainnya untuk mendukung embarkasi haji.
(Rizkie Fauzian)