JAKARTA - Produk minyak kelapa sawit asal Indonesia atau CPO beberapa waktu lalu terkena dampak dari kampanye negatif di Eropa. Kampanye negatif ini disinyalir sebagai salah satu dampak dari ketatnya bisnis kelapa sawit di dunia.
Kampanye negatif ini turut berdampak pada penjualan atau ekspor minyak kelapa sawit asal Indonesia di pasar Eropa. Hal ini pun turut mempengaruhi nilai ekspor Indonesia.
Baca juga: Cuma Turun 1 Perak, Harga CPO Dibanderol Rp7.278/Kg
Saat ini, kesulitan Indonesia untuk melakukan ekspor kelapa sawit bertambah. Tak hanya Eropa, India juga menaikkan bea masuk CPO hingga mencapai 100%.
"Tidak hanya Uni Eropa tapi juga India 100% tarif masuknya. Kalau kita transaksi maka kita akan kena tarif itu," kata Menteri Perdagangan Engartiasto Lukita di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Selasa (22/8/2017).
Baca juga: Wow! Ekspor Minyak Kelapa Sawit Indonesia ke Pakistan Capai USD1,6 Miliar
India telah menaikkan bea masuk CPO menjadi 15%. Padahal, bea masuk CPO sebelumnya hanya mencapai 7,5%. Tak hanya itu, pajak impor minyak sawit olahan juga meningkat menjadi 25%. Padahal, sebelumnya hanya mencapai 15%.
Masalah CPO ini pun menjadi agenda dalam KTT G20 dalam beberapa waktu lalu. Pemerintah nantinya juga akan melakukan tindakan cepat agar hal ini tak merugikan bagi Indonesia.
"Kita akan bahas dalam waktu dekat," ungkapnya.
(Fakhri Rezy)