Gawat! Pangsa Pasar CPO Turun, Mendag: Pertumbuhan Negara Tetangga Lebih Besar

Trio Hamdani, Jurnalis
Rabu 23 Agustus 2017 11:01 WIB
trio
Share :

JAKARTA - Indonesia tengah mewaspadai ancaman negara tetangga di bidang ekspor. Muncul kekhawatiran aktivitas perdagangan antar negara akan berpindah. Posisi Indonesia yang saat ini masih menjadi salah satu negara pengekspor CPO terbesar pun dapat terancam eksistensinya.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan, meski volume ekspor Indonesia masih cukup baik, namun di sisi lain negara yang mengimpor dari Indonesia mengalami penurunan. Hal itu diakibatkan adanya pergeseran pasar. Namun Enggar tak menyatakan secara jelas negara tetangga dimaksud.

Baca Juga:

Cuma Turun 1 Perak, Harga CPO Dibanderol Rp7.278/Kg

Wow! Ekspor Minyak Kelapa Sawit Indonesia ke Pakistan Capai USD1,6 Miliar

"Kemarin kita ke Rusia, Rusia tumbuh, ekspor CPO (Indonesia) naik, tapi market share berkurang. Karena pertumbuhan (negara) tetangga lebih besar dari kita. Kalau ini didiamkan akan terjadi pergeseran market share," kata Enggar di kantornya, Jakarta, Rabu (23/8/2017).

Guna meredam besaran dampak yang dapat diakibatkan dari kondisi tersebut, Indonesia harus menyadari akan ancaman tersebut dan harus mulai menyiapkan strategi yang matang. Sehingga Indonesia mampu menjaga eksistensinya dalam pedagang internasional.

"Ini jadi ancaman kalau kita business as usual, tidak peka dan tidak himpun berbagai informasi apa yang terjadi dan mengambil langkah untuk mengatasi ini semua," jelasnya lebih lanjut.

Baca Juga:

Waduh, Bea Masuk CPO ke India Naik Jadi 15%

RI-Malaysia Mengadu ke WTO soal CPO, Ada Apa?

Waktu itu, Indonesia dihadapi adanya kampanye negatif (negative campaign) terhadap komoditas yang dimiliki, yang intinya bertujuan untuk menghambat laju ekspor Indonesia ke negara lain. Enggar, menilai bahwa saat ini permasalahannya lebih kompleks dari sekadar kampanye negatif.

"Bukan lagi negative campaign, tapi black campaign dan apa yang dilakukan sudah lebih vulgar dan terbuka. Kita tidak boleh membalas dengan vulgar lagi, tapi harus dengan lebih santun. Karena dalam teori marketing kita tidak boleh menuding orang, tapi kita harus tunjukkan produk kita sendiri," tandasnya.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya