Lanjutnya,sehingga saat ini Pertamina mencari cara yakni dengan mendatangkan minyak mentah (crude) dari luar daerah Sorong. Di antaranya dari kilang Cepu dan Balikpapan yang akan didatangkan menggunakan tangker dari kecil hingga besar dengan kapasitas 200.000 barel per muatan.
"Nah untuk mendatangkan itu kan pakai tanker, dari mulai tanker kecil sampai besar. Yang paling optimal itu kalau tanker itu membawa 200 ribu barel sekali bawa. Berarti kalau 200 ribu, untuk memproduksi 20 hari. Karena tanker itu 200 ribu, maka di daratnya harus siap tangki 200 ribu minimal kapasitasnya, supaya bisa operasi, turn over. Jadi diisi, produksi, isi, produksi, maka harus 200 ribu barel kali 2," tuturnya.
Baca juga: Menko Luhut Sebut Harga Jual Gas Blok Masela USD5,86/Mmbtu
Sementara itu, ia kembali menjelaskan bahwa tangki ini nantinya tidak akan langsung besar satu buah tapi akan di split. Sehingga nantinya ada 100.000 barel per split untuk bisa memenuhi kebutuhan minyak di daerah Timur.
"Kebutuhan di timur itu 24 ribu barel, itu konsumsi semua. Nah, 24 ribu barel itu yang harusnya diproduksi, tapi kilangnya kan kapasitasnya hanya 10 ribu barel, kecuali kalau kilangnya di-upgrade. Ini kan butuh waktu panjang," tukasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)