Pertamina Cari Cara agar Kilang Kasim di Sorong Tak Ditutup

Lidya Julita Sembiring, Jurnalis
Selasa 29 Agustus 2017 10:14 WIB
Ilustrasi: (Foto: Reuters)
Share :

JAKARTA - PT Pertamina (Persero) terus mencari cara untuk menggenjot produksi kilang minyak Kasim di Sorong yang terus berkurang. Pasalnya saat ini kilang minyak itu sudah tak mampu memproduksi banyak atau hanya mampu menghasilkan minyak mentah (crude oil).

Direktur Pengolahan PT Pertamina (Persero) Toharso mengatakan, kilang Kasim tersebut awalnya di desain untuk menghasilkan 10.000 barel per hari tapi saat ini hanya mampu menghasilkan 6.000 barel per hari.

"Jadi kilang ini tidak bisa produksi dengan full kapasitas. Dipaksakan pun tidak bisa karena sumber minyaknya hanya segitu. Kalau diteruskan diproduksi hanya 6 ribu barel per hari dari kapasitas 10 ribu, berarti 60%," ungkapnya di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (28/8/2017) malam.

Baca juga: Bakal Sambangi Iran, Menko Luhut Bawa Pesan soal Minyak hingga Listrik

Menurutnya, dengan kapasitas yang dihasilkan tidak 100% maka Pertamina harus mencari cara agar Kilang tersebut tetap dalam menghasilkan minyak secara full. Karena walaupun secara bisnis hal ini merugi tapi Pertamina tak ingin menutup kilang tersebut.

"Secara bisnis kilang (Sorong) itu rugi. Tapi kita tidak boleh menutupnya. Kilang itu harus tetap produksi, bahkan harus memproduksi 10 ribu barel per hari," jelasnya.

Baca juga: Luhut: Investasi Blok Masela Dirancang Saat Harga Minyak Murah

Lanjutnya,sehingga saat ini Pertamina mencari cara yakni dengan mendatangkan minyak mentah (crude) dari luar daerah Sorong. Di antaranya dari kilang Cepu dan Balikpapan yang akan didatangkan menggunakan tangker dari kecil hingga besar dengan kapasitas 200.000 barel per muatan.

"Nah untuk mendatangkan itu kan pakai tanker, dari mulai tanker kecil sampai besar. Yang paling optimal itu kalau tanker itu membawa 200 ribu barel sekali bawa. Berarti kalau 200 ribu, untuk memproduksi 20 hari. Karena tanker itu 200 ribu, maka di daratnya harus siap tangki 200 ribu minimal kapasitasnya, supaya bisa operasi, turn over. Jadi diisi, produksi, isi, produksi, maka harus 200 ribu barel kali 2," tuturnya.

Baca juga: Menko Luhut Sebut Harga Jual Gas Blok Masela USD5,86/Mmbtu

Sementara itu, ia kembali menjelaskan bahwa tangki ini nantinya tidak akan langsung besar satu buah tapi akan di split. Sehingga nantinya ada 100.000 barel per split untuk bisa memenuhi kebutuhan minyak di daerah Timur.

"Kebutuhan di timur itu 24 ribu barel, itu konsumsi semua. Nah, 24 ribu barel itu yang harusnya diproduksi, tapi kilangnya kan kapasitasnya hanya 10 ribu barel, kecuali kalau kilangnya di-upgrade. Ini kan butuh waktu panjang," tukasnya.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya