JAKARTA – Terungkapnya jual beli data nasabah belakangan ini membuat resah. Ternyata, penyebarluasan data tersebut bisa dilakukan melalui kebiasaan sehari-hari. Misalnya, belanja online.
Saat belanja online, nasabah otomatis mengisi lengkap formulir data pembeli. Tak hanya itu, data nasabah juga bisa direkam saat penjaga kasir menggesek kartu kredit ke mesin kasir.
Baca Juga: Dirut BRI Bakal Pecat Karyawan yang Berani Jual Data Nasabah!
Sekretaris Perusahaan PT Bank Mandiri Tbk Rohan Hafas menjelaskan, sebenarnya saat transaksi di kasir, kartu kredit tidak perlu digesekkan pada mesin kasir. Transaksi kartu kredit cukup dengan menggesekkan kartu kredit di mesin EDC.
"Saya kasih tahu yang sebenarnya tidak boleh dilakukan, tapi masih sering dilakukan. Pertama menggesekkan kartu kredit atau debit ke mesin EDC, kemudian kasir menggesekkan lagi ke keybord komputer atau mesin cash register yang ada di kasir. Padahal sudah cukup dengan menggesekkan ke ECD. Jangan mau, karena itu merekam data nasabah di komputer atau hardisk PC mereka," Jelasnya di Lombok beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Jual Beli Data Nasabah, Ketua OJK: Masyarakat Harus Paham Ketika Isi Formulir
Selanjutnya, masyarakat saat ini gemar berbelanja dengan online, dan tanpa sadar sudah memberikan datanya kepada orang lain. Misalnya, setiap melakukan pembelian, maka penjual akan meminta tiga digit terakhir nomor kartu.
"Itu siapa yang ngatur keamanannya di toko online? Belum ada kan. Kalau bank very regulated, ada banknya, diawasi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. Bisa ketahuan dari situ," ungkapnya.
Selain itu, menurut Rohan dengan berbelanja online menggunakan handphone dan wifi publik, hal tersebut sangat mudah untuk terkena hack. Dirinya menjelaskan jika selama ini sudah ada kerjasama khusus antara pihak perbankan dan merchant dalam menjaga kerahasiaan nasabah.
Baca Juga: Data Nasabah Rentan Bocor, Hati-Hati dengan Pegawai Bank Palsu
"Sebetulnya sudah ada kerjasama khusus, tapi biasanya manager yang bertugas di lapangan dan pihak Visa-nya sendiri, karena itu kan link sama Visa, semua EDC kan harus ada Hub-nya, nah itu Visa, seharusnya mereka bisa me-maintance kasirnya," kata Rohan.
Rohan menambahkan, saat ini sistem yang digunakan Indonesia belum menerapkan sistem integrasi antara mesin cash register atau keyboard komputer dengan perbankan. Berbeda dengan di negara maju yang sudah menerapkan hal tersebut.
"Kasir itu seharusnya kan input data manual bukan digesek ke PC, tapi mereka malas ketiknya. Kalau di luar negeri kan mesin kasirnya langsung ke bank. Kalau di kita masih sendiri-sendiri," tambahnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)