JAKARTA - Pembuat mainan ikonik Lego, berencana melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di semua lini bisnisnya. Hal ini dilakukan lantaran perusahaan asal Denmark tersebut harus melakukan efisiensi agar dapat bertahan hidup.
Setelah mengumumkan akan melakukan PHK, CEO Lego, Bali Padda langsung mengundurkan diri. Padahal Padda baru menjabat sebagai pemimpin Lego delapan bulan lalu.
Pria kelahiran Punjab itu ditunjuk sebagai CEO baru dari pembuat mainan legendasis Denmark, Lego. Padda sendiri, merupakan CEO non-Denmark pertama.
Baca Juga: Waduh! Lego 'Ambruk' dan PHK 1.400 Karyawan
Lahir di Punjab pada 1956, Padda berasal dari keluarga yang sederhana, dia berhasil menaiki tangga perusahaan dengan penuh semangat dan tekad. Orang tuanya bermigrasi ke Inggris dari Mumbai untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik, saat berusia 12 tahun. Pada usia 16, dia putus sekolah dan memilih untuk bekerja.
Berasal dari keluarga bisnis, dia pun memcoba berkarir di dunia usaha. Sayangnya, setelah mencoba bisnis selama beberapa tahun, dia paham bahwa dia tidak berbakat dalam bisnis. Pasalnya, bisnis yang dia jalankan kerap gagal.
Menyadari bahwa bisnis bukanlah keahliannya, dia pun mulai bekerja dengan pekerjaan kerah biru lagi, pekerjaan yang dibayar per jam.
Baca Juga: Begini Cara Bos Lego 'Susupi' Pasar China
Kinerjanya yang apik, membuat manajernya senang dan mendukung dia untuk mengambil pekerjaan kerah putih, pekerjaan yang membuat dia dibayar secara professional. "Lulus" dari tempat kerja di kerah biru, dia pun dipromosikan untuk mengambil pekerjaan baru.
Pada 1999, keluarganya memutuskan untuk pindah dari Inggris ke Amerika Serikat guna mencari pekerjaan baru. Namun, ketidakselarasan budaya membuat dia dan istrinya memutuskan untuk kembali ke Inggris, setelah putrinya menyelesaikan sekolahnya di AS.
Pada 2002, Lego pun melirik Padda, pada saat itulah perjalanannya di perusahaan pembuat mainan tersebut dimulai. Berkat ketekunannya, dia pun mendapatkan posisi di perusahaan tersebut dengan sangat cepat. Dia beralih menjadi direktur ke wakil presiden senior dalam tiga tahun.
Dia akhirnya diminta untuk bergabung menjadi bagian dari tim CEO tersebut pada 2005. Cepatnya perputaran jabatan di Lego, telah membuat lima dari enam rekannya dipecat. Dia pun diminta untuk merekrut tim baru dan memimpin mereka.
Dengan tim barunya itu, Padda, pun membawa kembali manufaktur alih daya dan kemudian memindahkannya, agar lebih dekat ke pasar.
Selaim itu, dia pun mengusulkan pembangunan pabrik baru di China untuk melayani pasar Asia secara efisien, sebuah proyek penting lainnya bagi dia. Pada saat Lego telah memanfaatkan media digital untuk mencapai pertumbuhan, Padda menyadari kebutuhan untuk memperluas kehadiran perusahaan di Asia, terutama di negara-negara seperti China dan India, untuk pertumbuhan di masa depan.
Dia mengatakan, diterima dalam tim tersebut merupakan keberuntungan luar biasa bagi dia. Menurutnya, ada cukup banyak orang yang mampu di India namun mereka hanya dikenali di luar India.
Padda, memang sangat bangga dengan tanah kelahirannya. Dia pun kerap mengunjungi India setahun sekali. Meski begitu, dia mengingatkan agar India juga mempertahankan "indra India"-nya juga, dan tidak melupakan cara India membangun warganya.
Dia yakin, India dan Denmark tidak berbeda jauh dalam melestarikan warisan mereka. Sebagai sebuah negara, ia merasa, India harus memanfaatkan demografi dan insinyur mudanya.
Pembelajaran harus memberi jalan kepada pengalaman dan fokus yang sebenarnya harus menciptakan kepribadian serba bisa.
(Dani Jumadil Akhir)