JAKARTA - Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menggelar rapat kerja dengan Dewan Energi Nasional (DEN). Keduanya membahas agenda evaluasi, sinkronisasi Kebijakan Energi Nasional (Ken), Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) yang ada serta koreksi RUEN.
Dipimpin Ketua Harian DEN sekaligus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan rapat kerja dengan Komisi VII pun dimulai sekira pukul 11.30 WIB.
"Ini baru pertama kalinya Dewan Energi Nasional ada paparan di Komisi VII. Tapi seperti dikemukakan oleh Ketua Komisi VII bahwa KEN adalah produk turunan dari UU Energi No.30 Tahun 2017 yang juga setelah dituangkan dalam rencana umum energi nasional yang baru ditandatangani Bapak Presiden pada Maret lalu," ujarnya, di ruang rapat Komisi VII DPR, Jakarta, Rabu (20/9/2017).
Baca Juga: Temui Jokowi, Menteri Jonan Lapor Pengunduran Diri Andang Bachtiar
Dalam pemaparannya, Jonan mengatakan, penyusunan RUEN memperhatikan potensi energi di daerah untuk memenuhi kebutuhan di daerah itu sendiri. Selain itu, penyusunan RUEN juga memperhatikan kearifan lokal tanpa melepaskan diri dari perencanaan dan kebijakan energi secara nasional.
"Jadi dalam penyusunan RUEN kita melibatkan seluruh daerah. Daerah itu harus menjabarkan rencana umum energi daerah yang disusun bersama dengan seluruh pemangku kepentingan di daerah masing-masing," papar dia.
Misalnya untuk bauran energi, di dalam RUEN dimasukkan adanya bauran energi primer atau energi mix yang sampai saat ini ditargetkan pada 2025 sebesar 23%. Jumlah itu, kata Jonan, mencakup dua komponen besar di mana dari 23% satu di bidang kelistrikan yang menjadi domain kementerian supaya bauran energinya ditingkatkan dan kedua dari sektor transportasi.
Baca Juga: Tingkatkan Energi Nasional, DEN Gaet Daerah
"Kalau kita lihat bahwa sampai dengan bulan September tahun ini saja ada 723 megawatt (mw) pembangkit listrik yang menggunakan energi primer dari energi terbarukan. Baik dalam bentuk angin atau bayu, matahari atau solar dan juga air atau hydro," tuturnya.
Diproyeksikan untuk EBT di tahun ini realisasinya bisa mencapai 1.000 mw. Sebab, akan ada tambahan daya dari pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP).
"Ini suatu kemajuan luar biasa. Sampai saat ini juga sudah ditandatangani 60 kontrak pembangkit IPP yang menggunakan bauran energi dari EBT,"tandasnya
(Kurniasih Miftakhul Jannah)