Suku Bunga Acuan BI Diperkirakan Tetap 4,25% hingga 2018, Ini Analisanya

Koran SINDO, Jurnalis
Selasa 03 Oktober 2017 11:07 WIB
Ilustrasi: (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA – Suku bunga acuan Bank Indonesia, yakni BI 7-day Reverse Repo Rate, diprediksi akan tetap di angka 4,25% hingga pertengahan tahun 2018.

Sementara pada semester II/ 2018, BI diperkirakan akan kembali menaikan suku bunga sekitar 25 basis poin seiring dengan semakin ketatnya kebijakan moneter The Fed.

“Pada semester II tahun ini dan memasuki 2018, latar belakang global tampaknya akan sedikit berbeda. Pertumbuhan ekonomi global perlahan mulai memasuki fasenaikditandaidengan relatif menguatnya perekonomian di Eurozone,” kata Chief Economist CIMB Niaga Adrian Panggabean di Jakarta, kemarin.

Baca Juga: 7 Day Repo Turun Lagi, OJK: Secara Gradual Suku Bunga Kredit Turun

Dia mengatakan, telah terjadi perubahan selera politik di Eropa lewat serangkaian pemilu di Belanda, Prancis, dan Jerman. Sementara di Amerika Serikat tingkat pengangguran sudah turun di bawah threshold NAIRU (non-accelerating inflation rate of unemployment) yang saat ini ditetapkan di angka 4,7%.

Menurutnya, hal ini mendorong The Fed mulai melakukan normalisasi neraca pada Oktober 2017 yang akan diikuti dengan bergerak naiknya suku bunga di Amerika Serikat sehingga mencapai plus minus 2%. “Namun, dengan melihat pada struktur pasar tenaga kerja Amerika Serikat, kami memandang prospek jangkar ekspektasi inflasi Amerika Serikat tampaknya masih akan berada di kisaran 1,5-2,0%,” kata Adrian.

Adapun di sisi domestik, dirinya memperkirakan tekanan inflasi tahun 2018 berpeluang turun sehingga year-average inflation bisa mencapai 3,6%. Sedangkan rata-rata tertimbang suku bunga kredit pinjaman investasi (di sektor perbankan) bisa turun ke arah sekitar 9,5% dan laju pertumbuhan kredit bisa mencapai angka 9,5-11,0%. Melihat prospek perdagangan intra-Asia, lanjutnya, defisit transaksi berjalan tahun 2018 akan berada kisaran 1,5-1,9%. Sementara neraca pembayaran masih akan surplus sekitar 0,5-1% dari PDB.

“Itu artinya cadangan devisa Indonesia, kami perkirakan akan mengarah ke angka USD140 miliar pada akhir tahun 2018,” kata Adrian.

Baca Juga: Pasar Finansial Terkejut dengan Penurunan Suku Bunga Acuan BI, Kok Bisa?

Terpisah, Gubernur BI Agus DW Martowardojo memandang tingkat suku bunga acuan yang adasaat inisudahmemadai. Apalagi kondisi global dan domestik seperti perkembangan ekonomi di AS dan tingkat inflasi Indonesia yang terjaga rendah.

Meski suku bunga acuan BI saat ini sudah rendah, tapi pihaknya tetap mengantisipasi adanya ketidakpastian global. Terlebih Bank Sentral AS (The Fed) diperkirakan masih akan melakukan kebijakannya dengan menaikkan suku bunganya (Fed Rate) pada akhir tahun atau awal tahun depan.

“Kita melihat kondisi global yang harus diwaspadai bahwa The Fed akan menaikkan FFR pada bulan Desember. Kita juga sudah mendengar tentang The Fed akan menurunkan besaran neraca dari The Fed yang sekarang ini lebih dari USD4,5 triliun akan diturunkan bertahap dan mulai akan dilaksanakan bulan Oktober,” ujarnya. Dia pun memprediksi prospek perekonomian global semakin membaik terutama di negara maju.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya