BEKASI – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memastikan ruas Tol Bekasi-Cawang- Kampung Melayu (Becakayu) beroperasi pada awal November mendatang. Hingga kini pemerintah masih menguji kelayakan tol yang sempat terbengkalai puluhan tahun tersebut.
Uji kelayakan dilakukan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) dan PT Was kita Karya selaku pihak ketiga yang membangun Tol Becakayu meliputi Seksi 1B Ci pinang Melayu-Pangkalan Jati dan Seksi 1 C Pangkalan Jati-Jaka sampurna sejauh 11 kilometer.
”Kami optimistis seksi 1B dan 1C bisa dioperasikan pada akhir Oktober, meski seksi 1B di Ci pinang Melayu belum rampung,” ujar Kepala BPJT Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna. Menurut dia, selama ini pengerjaan terus dikebut selama 24 jam.
Rencananya, pemerintah pusat akan menggratiskan pengoperasian seksi1 Bdan 1 C ini selama sepekan uji coba. Setelah itu, pengendara akan di kenakan tarif yang sampai saat ini masih diformulasikan pemerintah. ”Tarifnya akan mengikuti eskalasi tarif terbaru,” katanya.
Herry memprediksi tarif Jalan Tol Layang Becakayu ini akan lebih mahal dibanding ruas Tol Jakarta-Cikampek, tol dalam kota dan tol Jakarta Outer Ring Road (JORR). ”Kemungkinan tarifnya di atas Rp10.000 per unit kendaraan yang melintas di Tol Becakayu,” ungkapnya.
Baca Juga: Makassar Butuh Rp20 Triliun untuk Bangun Tol Dalam Kota
Sementara untuk Seksi 1A Casablanca-Cipinang Melayu di targetkan rampung pada Maret 2018. Sedangkan untuk pembangunan seksi 2 dari Jatisampurna sampai dengan Bekasi Timur sejauh 9,2 kilometer baru akan dimulai pada 2018 mendatang. Herry yakin, keberadaan tol ini akan memecah kemacetan yang biasa terjadi di ruas Tol Jakarta-Cikampek.
Kendaraan pribadi dari Bekasi menuju Jakarta akan beralih ke ruas tol ini untuk menghindari adanya truk yang biasa melintas di ruas Tol Jakarta-Cikampek. Bahkan, nanti pengendara mobil pribadi bisa menggunakan ruas Tol Becakayu karena bakal terkoneksi dengan tol dalam kota, Tol Wiyoto-Wiyono, Tol JORR, serta Tol Jakarta-Cikampek.
”Nanti semuanya terkoneksi dan bisa mengurai kemacetan yang ada,” katanya. Kepala Divisi III PT Waskita Karya, Dono Parwoto mengatakan, pemegang konsesi tol, yakni PT Kresna Kusuma Dyandra Marga (KKDM) sedang melakukan uji kelayakan tol dengan BPJT Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Ditargetkan uji kelayakan itu akan rampung pada akhir Oktober sehingga pengoperasian tol ini bisa dilaksanakan pada awal November 2017. ”Masih dilakukan pemeriksaan, komponen yang diperiksa misalnya kelengkapan rambu, lampu, gerbang tol, kekuatan konstruksi, dan sebagainya,” katanya.
Dono mengatakan, secara kasat mata ruas tol tersebut sudah siap dilalui kendaraan. Bahkan, beberapa rambu dan lampu penerangan jalan di seksi 1C di sisi utara dan selatan sudah dipasang. Namun, untuk gerbang tol (GT) masih dilakukan pembangunan oleh pihak kontraktor.
Baca Juga: Mantap! Jalan Tol Medan-Binjai Siap Beroperasi
Sementara rencana beroperasi Tol Becakayu pada November 2017 mendatang dinilai akan berdampak pada kemacetan di bawah tol. Dinas Perhubungan Kota Bekasi memprediksi kepadatan kendaraan akan terjadi selama satu pekan selama pengoperasian tol pada 1 November 2017.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi Yayan Yuliana memprediksi kemungkinan satu pekan bakal terjadi kepadatan yang parah. Karena selama ini lintasan itu terus disesaki kendaraan dari arah Bekasi mau pun dari arah DKI Jakarta. ”Kemacetan bisa panjang,” katanya.
Yayan menjelaskan, rasio kendaraan di Kalimalang dari dua arah sangat tinggi. Apalagi kalau sudah memasuki jam kerja, lintasan itu sesak dengan kendaraan roda dua dan roda empat. Bukan hanya itu, sampai sekarang pihaknya belum mendapat tembusan pemindahan trasepada pembangunan fase kedua.
Meski begitu, kata dia, pihaknya akan mengantisipasi kepadatan itu. Salah satunya mengalihkan kendaraan ke ruas jalan sisi Kalimalang. Sebab jalur tersebut sudah di bangun aspal. ”Ditambah ruas jalannya juga lebar. Kurang lebih 14 meter dan bisa dilintasi dua mobil sekaligus,” katanya.
Ketua Dewan Transportasi Kota Bekasi Harun Alrasid mengatakan, kehadiran Tol Becakayu bisa mengurai kemacetan yang sangat menyiksa di jalur penghubung antara Bekasi dan Jakarta. Namun, dalam jangka panjang, jalan bebas hambatan ini adalah solusi terbaik untuk masyarakat.
Baca Juga: Bayar Tol Nontunai, Sistem "Tap" Bakal Beralih ke Sensor Mulai Desember 2018
”Setidaknya bisa mengurai kepadatan di Jalan Tol Jakarta-Bekasi yang melintasi Cipularang sehingga jarak tempuh antara pusat Kota Bekasi dengan Kampung Melayu relatif lebih dekat,” katanya. Menurut dia, ada dampak buruk yang juga akan timbul dengan pengoperasian jalan tol baru ini. Salah satunya dengan munculnya kecenderungan masyarakat akan lebih senang menggunakan kendaraan pribadi dibanding angkutan umum.
Dengan begitu, orang semakin senang naik mobil pribadi karena lebih cepat dan lancar. Bahkan, dampak negatif dari kehadiran Tol Becakayu akan berimbasnya kepada para pemilik kendaraan pribadi justru akan merasa dimanjakan. Bukannya disadarkan untuk lebih memilih penggunaan angkutan umum, potensi minat masyarakat membeli mobil pribadi semakin besar.
”Bisa mengurangi macet, tetapi tidak dalam waktu yang lama. Karena dengan tol bisa memicu orang menggunakan kendaraan pribadi, bukan angkutan umum. Ujung-ujungnya kan pasti jadi macet lagi,” ungkapnya. Karena itu, pembenahan moda transportasi umum tetap harus dilakukan ke depannya.
Harun menjelaskan, Bekasi memberikan kontribusi yang penting bagi DKI Jakarta. Setiap hari ribuan warga Bekasi pergi ke Jakarta sebagai komuter. Jumlah komuter dari Kota Bekasi menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bekasi mencapai 359.531 komuter.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)