Meski begitu, kata dia, pihaknya akan mengantisipasi kepadatan itu. Salah satunya mengalihkan kendaraan ke ruas jalan sisi Kalimalang. Sebab jalur tersebut sudah di bangun aspal. ”Ditambah ruas jalannya juga lebar. Kurang lebih 14 meter dan bisa dilintasi dua mobil sekaligus,” katanya.
Ketua Dewan Transportasi Kota Bekasi Harun Alrasid mengatakan, kehadiran Tol Becakayu bisa mengurai kemacetan yang sangat menyiksa di jalur penghubung antara Bekasi dan Jakarta. Namun, dalam jangka panjang, jalan bebas hambatan ini adalah solusi terbaik untuk masyarakat.
Baca Juga: Bayar Tol Nontunai, Sistem "Tap" Bakal Beralih ke Sensor Mulai Desember 2018
”Setidaknya bisa mengurai kepadatan di Jalan Tol Jakarta-Bekasi yang melintasi Cipularang sehingga jarak tempuh antara pusat Kota Bekasi dengan Kampung Melayu relatif lebih dekat,” katanya. Menurut dia, ada dampak buruk yang juga akan timbul dengan pengoperasian jalan tol baru ini. Salah satunya dengan munculnya kecenderungan masyarakat akan lebih senang menggunakan kendaraan pribadi dibanding angkutan umum.
Dengan begitu, orang semakin senang naik mobil pribadi karena lebih cepat dan lancar. Bahkan, dampak negatif dari kehadiran Tol Becakayu akan berimbasnya kepada para pemilik kendaraan pribadi justru akan merasa dimanjakan. Bukannya disadarkan untuk lebih memilih penggunaan angkutan umum, potensi minat masyarakat membeli mobil pribadi semakin besar.
”Bisa mengurangi macet, tetapi tidak dalam waktu yang lama. Karena dengan tol bisa memicu orang menggunakan kendaraan pribadi, bukan angkutan umum. Ujung-ujungnya kan pasti jadi macet lagi,” ungkapnya. Karena itu, pembenahan moda transportasi umum tetap harus dilakukan ke depannya.
Harun menjelaskan, Bekasi memberikan kontribusi yang penting bagi DKI Jakarta. Setiap hari ribuan warga Bekasi pergi ke Jakarta sebagai komuter. Jumlah komuter dari Kota Bekasi menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bekasi mencapai 359.531 komuter.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)