JAKARTA - PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya Pertamina Hulu Indonesia (PHI) mengatakan siap mengelola blok Mahakam secara resmi pada 1 Januari 2018 nanti. Pasalnya kontrak blok Mahakam dengan operator saat ini, Total E&P Indonesie.
Direktur Utama PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) Bambang Manumayoso mengatakan, saat ini blok Mahakam sudah cukup lama berada di tangan asing yakni 40 tahun, sehingga sudah saat nya untuk di kelola oleh negeri sendiri.
Baca juga: Masih Menunggu Investor, Swasta Belum Ada yang Minati Blok Mahakam
Pasalnya dari Blok Mahakam, Pertamina akan memberikan tambahan kontribusi sebesar 24% dari total produksi migas nasional.
"Highlight Mahakam ini di Kalimantan Timur jadi delta Mahaka reserve besar. Hitungan kasar jaman dulu reserve 50 TCF dan 5 bilion TCF jadi sangat besar sekali ditemukan sejak tahun 71 dan 2017 sudah 40 tahun," ungkapnya di Hongkong Cafe, Jakarta, Kamis (9/11/2017).
Baca juga: Era Jokowi, Sektor ESDM Berhasil Ambil Alih Pengelolaan Blok Mahakam
Menurutnya, Pemerintah mengamanatkan kepada Pertamina untuk saatnya mengelola Blok Mahakam tapi masih bisa bekerjasama dengan investor swasta tapi tetap dominan saham harus dipegang oleh RI. Selain itu, 10% saham juga harus diberikan kepada daerah.
"2018 kita on operation oleh Pertaminamasih punya sekitar 4,9 TCF. Hari ini produksi 1,2 TCF atau 1.200 MMSCFD, minyak 40.000-42.000 barel per hari," jelasnya.
Baca juga: Catat! Tanpa Total E&P, Pertamina Langsung Operasikan Blok Mahakam
Selain itu, Ia mengatakan sebanyak 98% dari kariawan yang saat ini bekerja di Blok Mahakam akan tetap bekerja namun nantinya akan ada di bawah Pertamina.
"Yang mau joint ke kita (PHM) sudah 98,23% atau sebanyak 1.885 dari 1.919. Sisanya memasuki usia pensiun dan mau wirausaha," katanya.
Sementara itu, kesiapan lainnya yang telah dilakukan Pertamina yakni dengan melakukan pemboran sumur sejak saat ini meskipun kontrak baru efektif tahun depan. Bahkan sampai dengan November 2017 ini sudah ada 11 sumur yang di bor dari target 15 sumur di tahun ini.
"Juli sampai November, dari 15 sumur sudah selesaikan 11 sumur. Pengeboran 11 sumur driling day kita lebih cepat 25% menjadi rekor di Indonesia dan Dunia, karena 1 sumur selama 4,3 hari yang selama ini belum pernah tercapai, realisasi cost rendah 23%," tukasnya.
(Fakhri Rezy)