KATA MEREKA: Harga Tanah Melambung, Hunian Murah Jadi Harapan Terakhir

Lusia Widhi Pratiwi, Jurnalis
Minggu 26 November 2017 08:04 WIB
Kata Mereka. (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Para pengembang yang tergabung dalam Real Estate Indonesia (REI) menyayangkan harga tanah yang semakin hari terus mengalami peningkatan. Hal tersebut dikarenakan para pengembang kesulitan untuk membangun rumah murah khusus Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

Apalagi pemerintah telah mematok harga rumah murah yang dikhususkan untuk masyarakat MBR tersebut. Sekarang ini diberitakan harga tanah naik 22% hingga 33% per tahun. Seharusnya pemerintah sendiri melakukan pembangunan infrastruktur secara merata. Agar semua kalangan masyarakat dapat mempunyai rumah pribadi.

Wakil Ketua Umum Bidang Tata Ruang Real Estate Indonesia (REI) Hari Gani mengatakan, pihaknya telah mengajukan usulan kepada pemerintah agar para pengembang bisa membangun di pusat kota tanpa terpengaruh harga tanah yang mahal, yaitu dengan cara pemerintah menyediakan zona khusus untuk pembangunan rumah subsidi di pusat ataupun dekat kota.

Sekarang bagaimana tanggapan masyarakat dengan naiknya harga tanah tiap tahun? Apa imbas yang dirasakan masyarakat? Berikut kata mereka:


1. Bhima Yudhistira, Pengamat Ekonomi

Kenaikan tanah di Indonesia khususnya Jabodetabek dan Bali memang cukup liar. Ini disebabkan karena ulah spekulasi tanah yang tidak terkontrol oleh pemerintah. Dampaknya di Jakarta sebesar 50% masyarakat tidak punya rumah karena harga lahan mahal.

Kemudian cepatnya konversi lahan dari sawah menjadi property di berbagai daerah ikut menyumbang terhadap kenaikan harga tanah. Ini imbasnya rasio gini lahan mencapai lebih dari 0,6 atau lebih tinggi dari rasio gini ketimpangan sebesar 0,39.

Jadi solusi terbaik untuk kendalikan hrga tanah ada tiga. Pertama, sumber spekulasi tanah yang salah satunya adalah lemahnya regulasi di daerah. Beberapa daerah tidak punya peraturan soal konversi lahan dari sawah ke property. Di sini sangat pelu adanya ketegasan dari Pemda untuk membuat peraturan bahwa property yang tidak memiliki IMB resmi harus diberikan sanksi.

Tanah sawah juga tidak bisa diperjual belikan dengan mudahnya, apalagi ke pengembang properti. Kedua, pemerintah perlu sediakan bank tanah khususnya untuk bangun perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

Ketiga, untuk kendalikan harga tanah pemerintah bisa membuat Badan Pengawas Properti. Fungsinya adalah untuk mengawasi praktik percaloan tanah dan member sanksi bagi property yang sengaja menggoreng harga tanah menjadi mahal.


2. Samsudin (52) Pegawai Swasta

Ya wajar saja kalau harga tanah naik. Karena memang semua harga kebutuhan pokok naik setiap tahunnya. Kalau melihat dari tahun ke tahun belum pernah terjadi adanya penurunan harga bahan pokok karena tanah sendiri juga merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat.

Pemerintah sudah mulai mencanangkan kebijakan baru mengenai rumah murah. Dengan adanya keputusan pemerintah untuk mengadakan rumah murah dengan DP Rp0 persen saya berharap dengan demikian masyarakat dapat menikmati dan memiliki rumah dengan harga miring.


3. Henricus Widhi (32) Pegawai Swasta

Tanah itu banyak spekulan, orang enggak tau apa-apa tanahnya dibeli murah dan ternyata malah dibuat proyek besar yang harganya naik bekali-kali lipat. Misalkan saja seperti proyek property, mereka membeli tanah dengan harga Rp100 ribu tapi menjualnya dengan harga mencapai Rp2 juta hingga Rp3 juta.

Menurut saya harga tanah di Jakarta sekarang sudah stagnan, memang sudah mahal banget. Kenaikan terparah pernah kita alami pada tahun 2012 hingga 2015.

4. Cedi Haryo (25) Karyawan Swasta

Harga tanah yang naik sudah semakin tidak masuk akal yang berakibat masyarakat menengah ke bawah kesulitan memiliki rumah. Semakin harga tanah dinaikkan maka itu akan semakin mencekik rakyat-rakyat kecil yang belum bisa beli tanah dan punya rumah sendiri.

UMR saja tidak kunjung naik, andaikan naik juga tidak seberapa, rata-rata masih kurang untuk mencukupi kebutuhan karena memang semua bahan pokok pasti naik. Mungkin rakyat menengah yang ingin mempunyai rumah sendiri hanya bisa menjadi mimpi saja.

5. Vinantius Widhi (33) Pegawai Swasta

Wajar harga tanah itu naik. Pertumbuhan masyarakat meningkat setiap tahunannya tapi lahan yang tersedia hanya terbatas. Untuk mengatasi masalah ini sebaiknya dibuat program rumah untuk rakyat dengan system kredit dan bunga yang rendah, tapi juga harus jelas kepastiannya. Hal ini dilakukan agar setiap masyarakat dengan rata dapat menikmati lahan yang tersedia.

Selain itu harus ada pembangunan yang merata agar masyarakat tidak terpusat pada satu daerah atau kota dan bagi masyarakat yang belum bisa mendapat tempat hunian yang layak di daerah tersebut dapat melakukan transmigrasi ke daerah yang telah dibangun lahan dan tempat tinggal baru.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya