JAKARTA – Aktivitas Gunung Agung terus mengalami peningkatan dengan status terkininya menjadi level IV atau Awas. Letusan yang menyebabkan dampak negatif terhadap kondisi udara menyebabkan Bandara Ngurah Rai harus ditutup.
Hal ini berdampak langsung terhadap pengunjung yang sudah berada di Bali. Melalui surat yang disampaikan oleh Gubernur Bali, erupsi Gunung Agung ini menyebabkan dampak secara psikologis terhadap wisatawan, terutama wisatawan yang sudah berada di Bali.
Terkait hal itu, ia meminta untuk menjaga citra kepariwisataan Bali agar seluruh pihak ikut membantu. Dia juga meminta agar seluruh pihak dapat meyakinkan para wisatawan bahwa mereka akan tetap nyaman selama berada di Bali.
Baca Juga: Aktivitas Gunung Agung Meningkat, Garuda Indonesia Batalkan 18 Penerbangan
Dalam suartnya disampaikan agar seluruh pihak akomodasi pariwisata di Bali memberikan informasi terkini mengenai perkembangan situasi dan operasional Bandara Ngurah Rai. Tidak hanya itu, pihak hotel juga diminta untuk memberikan pembebasan biaya akomodasi untuk satu malam saat bandara ditutup.
Pengamat Penerbangan Arista Atmadjati mengatakan hal ini jelas menambah kerugian atas dampak erupsi Gunung Agung. “Secara total, industri kan free-nya kalau including makan minum, average Rp500.000 tarif hotel bintang 3, dikali 50.000 penumpang stranded sudah berapa setiap hari. Kalau berhari-hari, ya kuatlah hotel-hotel kalau cuma sehari, masih semacam CSR hitungannya,” jelasnya kepada Okezone, Selasa (28/11/2017).
Baca Juga: Destinasi Wisata Baru di Tengah Gunung Agung 'Batuk', Ada di Mana Saja?
Pihak hotel juga diminta untuk memberikan harga terendah atau best available rate sesuai dengan kebijakan masing-masing hotel bagi para wisatawan yang ingin memperpanjang masa penginapannya. Hal ini dilakukan sebagai bentuk respons terhadap erupsi Gunung Agung yang berdampak pada pariwisata Bali.
Bandara Ngurah Rai sendiri ditutup sejak 27 November 2017 pukul 07.15 WITA hingga 28 November pukul 07.00 WITA.