BOGOR - Pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2017 mencapai 5,06%. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memproyeksikan sampai akhir tahun atau di kuartal IV perekonomian semakin menguat dengan pertumbuhan 5,1-5,2%.
Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro, Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Adriyanto mengatakan, secara sektoral memang pertumbuhan ekonomi didorong oleh sektor jasa yang pertumbuhannya luar biasa bila dibandingkan manufaktur sektor pertanian dan sekunder.
Baca juga: 17 Juta Tenaga Kerja Diserap Industri hingga Triwulan III-2017
"Memang manufaktur pertumbuhannya agak melambat dibandingkan jasa. Tapi ini artinya tren pertumbuhan kita ke depan jasa semakin dominan," tuturnya di Hotel Jeep Station Indonesia, Bogor, Jawa Barat, Selasa (12/12/2017).
Sebelumnya, memang ada pengamat yang mengatakan manufaktur Indonesia makin mengecil proporsi dalam PDB. Tidak seperti proporsi manufaktur di 2006 yang mencapai 20% terhadap PDB. Sektoral sekarang lebih menyesuaikan dengan demand di pasar salah satunya jas.
Baca juga: Menaker Klaim Produktivitas Tenaga Kerja Nasional Naik
"Untuk manufaktur seperti sektor oil, garment memang dominan Selain itu sektor manufaktur bergeser dengan penyesuaian,"ujarnya.
Meski terjadi pergeseran dari sektor manufaktur ke jasa, pemerintah tetap membutuhkan sektor ini. Pasalnya, sektor manufaktur mampu menyerap banyak tenaga kerja.
Baca juga: Menaker Minta Pengusaha Fasilitasi Pembentukan Serikat Pekerja
Guna menjaga itu maka diharuskan sektor manufaktur yang menyesuaikan dengan tren seperti penggunaan teknologi, modal dan kerjasama. Di mana ke depan pemberi order akan mulai mencari lokasi yang dianggap memberikan nilai lebih tinggi dengan biaya produksi tidak tinggi.
"Jadi sekarang kan bukan era tenaga kerja murah. Sekarang kita masuk era mempunyai skill (ketrampilan). Ini yang diperhatikan," ujarnya.
(Fakhri Rezy)