JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) meminta agar proyek kereta semi cepat Jakarta-Surabaya untuk segera dimulai. JK meminta agar proyek ini bisa digarap paling lambat awal tahun depan. Wapres JK menilai, pengerjaan proyek ini seharusnya tidak menghabiskan waktu lama karena bisa menggunakan jalur kereta lama.
Baca Juga: Kecepatan Kereta Cepat 200 Km/Jam, Menko Luhut: Jakarta-Surabaya Jadi 3,5 Jam
Mengenai hal ini, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, belum bisa berbicara banyak mengenai progres proyek kereta semi cepat Jakarta-Surabaya. Pasalnya, mengenai percepatan proyek ini masih dalam pembahasan dengan Wapres JK.
"Nanti sore saya ketemu pak JK, setelah itu komentar," ungkap Menhub Budi singkat di Le Meridien, Jakarta, Rabu (13/12/2017).
Baca Juga: Finalisasi Desain Proyek Kereta Semi-Cepat Jakarta-Surabaya Molor hingga Maret
Menurut Menhub, rapat mengenai hal ini bersama Wapres JK berlangsung selama 2 hari, dan hari ini hari terakhir diskusi maka setelah itu akan disampaikan hasil dari rapat tersebut. Di rapat hari pertama sudah di simpulkan mengenai fokus dan biaya yang akan digunakan untuk proyek kereta semi cepat tersebut.
"Hasilnya sementara kita concern sama budget. Nanti pak JK yang tentukan, kita rapat, kita kasih masukan nanti pak JK yang tentukan," tukasnya.
Baca Juga: Menhub: Dengan Kereta Cepat, dalam 1 Hari Bisa Bolak-balik Jakarta-Surabaya
Sementara itu, dalam pengerjaan proyek ini pemerintah melibatkan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Japan International Cooperation Agency (JICA). Namun, Pemerintah masih mengkaji dua opsi pengerjaannya, yang pertama menggunakan jalur yang sudah ada dan kedua membangun jalur baru.
Pemerintah juga tengah mempertimbangkan empat skema pembangunan kereta api semi cepat Jakarta - Surabaya.
Staff Khusus Kemenko Kemaritiman Atmadji Sumarkidjo mengatakan, bahwa Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan menginginkan skema paling modern untuk pengembangan kereta semi cepat.
"Dari Pak Menko Luhut, melihat bahwa kita jangan melihat 2, 3, 4, 5 tahun ke depan tapi 20 tahun ke depan. Jawa itu akan menjadi satu kota, butuh moda transportasi modern, railway perbaiki. Gambarannya, Pak Luhut ingin yang paling modern," ujarnya di Jakarta.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)