Potential Disruptions
Ketika minimalist lifestyle betul-betul telah menjadi mainstream (ingat, tahun 2020 milenial sudah mendominasi komposisi demografis penduduk Indonesia) lalu apa yang bakal terjadi?
Tren tersebut menghasilkan “new mode of consumptions” yang berpotensi menghasilkan dampak disruptif jangka panjang ke berbagai bisnis dan sektor industri.
Consumer Goods: Konsumsi milenial akan barang-barang konsumsi akan semakin kecil bahkan menurun. Data Nielsen mengonfirmasi hal ini, di mana sejak tahun 2014 pertumbuhan penjualan produk-produk konsumer (FMCG, fast-moving consumer goods seperti: makanan-minuman kemasan, personal care, home care, dll.) pertumbuhannya mulai terlihat flat cenderung turun.
Properti: Milenial cenderung mencari rumah berukuran kecil dan fungsional-minimalis dengan perabot dan perlengkapan rumah tangga yang minimal pula. Karena rumah di tengah kota harganya tak terjangkau, rumah di pinggir kota dengan aksebilitas baik (transportation-oriented development, TOD) menjadi solusi.
Bank: Milenial merasa kewajiban cicilan KPR, KKB, atau tagihan kartu kredit kian mengungkung kebebasan hidup mereka. Pertanyaannya: ditambah dengan kehadiran fintech yang mendisrupsi sektor ini, akankah memang bank semakin tak relevan lagi di era generasi milenial?
Transportasi: Keinginan milenial membeli mobil/motor semakin menyurut. Alasannya ada dua. Pertama, memiliki mobil sendiri merepotkan dan tidak ramah lingkungan. Kedua, mereka lebih memilih sharing lifestyle dengan menggunakan jasa seperti Grab atau Gojek.
Fashion: milenial kian mengurangi beli baju, sepatu, tas, dan barang-barang fesyen. Mereka membeli seperlunya tak lagi bertubi-tubi untuk mengikuti tren. Sosok seperti Steve Jobs atau Mark Zuckerberg yang hanya memiliki satu jenis baju, celana, dan sepatu kian menjadi role model.
Consumer Electronic/Gadget: Era bulan madu membeli/memiliki gadget telah lewat. Puncaknya terjadi pada saat Nokia, disusul Blackberry, dan terakhir Apple/Samsung mencapai masa jaya. Kala itu konsumen mengular antre untuk mendapatkan gadget terbaru. Kini milenial membeli/memiliki perangkat elektronik/gadget seperlunya, tidak berlebihan seperti generasi sebelumnya.
Retail: Dampaknya kini sudah terasa, pusat-pusat perbelanjaan yang sebatas menawarkan barang dan tidak menawarkan experience/leisure makin ditinggalkan konsumen milenial. Sebaliknya, mal-mal modern yang menyediakan coffee shop, dine-out resto, atau hiburan justru mengalami pertumbuhan luar biasa.
Ingat, dengan perubahan-perubahan perilaku di atas, milenial kini telah menjadi disruptor yang membuat lanskap bisnis berubah secara eksponensial.
Yuswohady
Managing Partner, Inventure
(Dani Jumadil Akhir)