JAKARTA - World Bank memiliki kosa kata baru, yakni extreme poverty atau kemiskinan ekstrem. Kosa kata ini mengacu kepada mereka yang hidup dengan uang maksimal USD1,9 atau Rp25.650 per hari (kurs Rp13.500 per USD).
Bank Dunia memang membagi sejumlah kategori untuk menunjukan faktor kemiskinan. Low income adalah mereka yang memiliki pendapatan di bawah USD1,9 per hari.
Lalu ada lower middle income dengan pendapatan sekira USD3,2 per hari, upper middle income USD5,5 per hari dan high income USD21,7 per hari. Demikian terungkap dalam laporan World Bank.
Baca Juga: Angka Kemiskinan Ditargetkan di Bawah 10%
Hidup hanya dengan uang tidak lebih dari Rp26.000 per hari tampaknya tidak mungkin, walau di negara berkembang. Tapi, kemiskinan akut ini nyata dialami oleh sekira 760 juta orang di dunia atau 10,7% dari populasi penduduk dunia.
Kemiskinan ekstrem ini memang terlihat susah ditanggulangi. Apalagi 760 juta orang-orang yang sangat miskin tersebut tidak memiliki kesempatan untuk memperbaiki hidupnya.
Jumlah ini memang mengalami penurunan dari 1,85 miliar orang pada 1990. Jumlah ini mencapai 35% dari total populasi dunia pada saat itu, 5,3 miliar jiwa.
Baca Juga: 100 Juta Orang Terjebak Kemiskinan Akibat Mahalnya Biaya Kesehatan
Bahkan, PBB menargetkan untuk menghapus adanya kemiskinan ekstrem ini pada 2030. Hal ini merupakan salah satu target dari program suistainable development goals.
Program penghapusan kemiskinan ini banyak didukung oleh organisasi-organisasi internasional, misalnya World Bank, Unicef dan Gates Foundation. Lembaga-lembaga ini sudah menghabiskan miliaran dolar AS untuk memerangi kemiskinan di seluruh dunia.
Baca Juga: 100 Juta Orang Terjebak Kemiskinan Akibat Mahalnya Biaya Kesehatan
Masalah kemiskinan ini juga memiliki banyak dampak negatif. Misalnya kelaparan, terlantarnya anak-anak hingga merebaknya berbagai penyakit seperti AIDS dan malaria.
(Dani Jumadil Akhir)