“Sebanyak 1.000 unit rumah sudah terjual dalam satu hari launching pada 9 Desember 2017 lalu. Jadi total sudah sekitar 11.000 hunian yang terjual di Citra Maja Raya sejak dipasarkan pada 2014. Dengan harga terjangkau, mulai sekitar Rp159 jutaan, penghuni bisa mendapatkan rumah berbasis TOD dengan fasilitas memadai,” katanya.
Menurut dia, prospek kawasan TOD ke depannya akan makin dicari karena mobilitas generasi milenial dengan segala rutinitasnya. Apalagi saat ini lahan di pusat kota makin terbatas dengan harga terus meroket sehingga hunian di daerah pinggiran menjadi pilihan utama, tentu dengan akses transportasi yang mudah.
“Area greater Jakarta kini semakin terhubung dengan banyaknya pembangunan transportasi publik yang nyaman. Jadi proyek hunian yang dekat dengan akses tersebut menjadi favorit masyarakat,” sebut Yance.
Adapun PT Adhi Karya (Persero) Tbk, sebagai pengembang nasional, juga ikut mengembangkan hunian dengan konsep TOD untuk membantu kebutuhan masyarakat kaum sub urban terhadap kawasan hunian masa depan.
Baca Juga: Cadangan Tanah Terbatas, Ini Keuntungan Bangun Hunian TOD
Dengan nama LRT City, hunian berbasis kota ini bersifat kompak, mengadopsi tata campuran (mixed use), maksimalisasi penggunaan angkutan massal LRT dengan dilengkapi jaringan prasarana pejalan kaki dan sepeda. Amrozi Hamidi, General Manager Departemen TOD dan Hotel PT Adhi Karya (Persero) Tbk, melalui sambungan telepon mengemukakan, pengembangan hunian LRT City ini merupakan upaya pihaknya dalam memberikan ke hidupan, pelayanan, dan peradaban baru bagi masyarakat kaum urban di Kota Jakarta dan kaum sub urban di daerah penyangganya.
“Kami memiliki beberapa lahan seluas 5 hingga 15 hektare yang berlokasi di titik nol kilometer atau cukup dekat dengan stasiun LRT lintas layanan Cawang-Dukuh Atas, Cawang- Cibubur, dan Cawang-Bekasi Timur yang akan dikembangkan untuk menjadi kawasan hunian dan komersial. Ini merupakan solusi kaum sub urban agar bisa mendapatkan hidup yang lebih berkualitas karena terbebas dari problem kemacetan yang semakin parah,” tuturnya.
Melalui anak perusahaannya, PT Adhi Persada Properti (APP), terdapat empat proyek LRT City yang sedang dikembangkan PT Adhi Karya (Persero) Tbk, yaitu LRT City Sentul-Royal Sentul Park seluas 14,8 hektare dengan konsep green and smart living , LRT City Bekasi-Eastern Green sebanyak 2 tower seluas 16,9 hektare, LRT City Jaticempaka- Gateway Park seluas 5,2 hektare yang merangkum 6 tower , dan LRT City Ciracas-Urban Signature seluas 11,5 hektare.
Baca Juga: Gawat! Proyek Rusun Dekat Stasiun Bogor Bisa Jadi Pusat Kemacetan Baru
“Tahun depan akan kami kembangkan lagi lima proyek LRT City di sejumlah lokasi. Dan karena LRT merupakan proyek yang dikerjakan negara, pembebasan lahan di area sekitarnya tidak pernah bermasalah,” ujar Amrozi.
Sementara itu developer Pikko Group dan PT Pelaksana Jaya Mulia menggandeng Pulau Intan sebagai kontraktor utama untuk mengembangkan proyek pusat bisnis dan komersial kawasan terintegrasi Signature Park Grande (SPG) MT Haryono, Jakarta Selatan, yang berbasis TOD karena terhubung dengan jalur LRT. SPG MT Haryono terdiri atas dua menara hunian, yaitu The Light (19 lantai) dan Green Signature (20 lantai) yang akan terdiri atas sekitar 2.600 unit strata title , pusat bisnis dan komersial serta pusat lifestyle di lahan seluas 4,4 hektare.