JAKARTA – Musim mudik Natal dan Tahun Baru tahun ini berjalan cukup lancar. Sejak Sabtu kemarin arus lalu lintas sudah dipadati oleh penduduk dari Jakarta yang ingin berekreasi ke luar kota Jakarta. Tempat wisata pun sudah ramai dikunjungi oleh para wisatawan. Lalu bagaimana mengenai pasokan barang yang akan dikonsumsi oleh masyarakat?
Menurut Sekretaris Umum Asosiasi Logistik Forwarding Indonesia Jawa Barat Trismawan S, proses pemasokan barang untuk konsumsi masyarakat pada musim libur saat ini cukup tersendat, bahkan sejak 2 minggu yang lalu.
Baca Juga: Libur Natal dan Tahun Baru, BPJT Prediksi Kepadatan di Tol Jagorawi dan Cikampek
Hal itu karena, Trisnawan melanjutkan bahwa libur panjang Natal 2017, dan Tahun Baru 2018 berbeda dengan libur panjang Hari Raya Idul Fitri, di mana industri manufaktur, dan Trading masih tetap beroperasi karena mengejar kuota atau target tahunan yang harus dipenuhi.
Tidak hanya itu, kemacetan panjang di jalan tol maupun arteri juga menjadi penyebab tersendatnya pengiriman barang dari distribusi ke konsumen. “Sehingga pasokan barang sangat tersendat sejak 2 minggu yang lalu sejak ada berita rencana pembatasan operasional angkutan barang,” ungkapnya kepada Okezone.
Baca Juga: Libur Natal dan Tahun Baru, BRI Siapkan Rp22 Triliun
Hal itu sudah diperkirakan oleh pemilik barang, maka sebelum hari ini sudah mulai dilakukan pengangkutan secara serentak menggunakan truk besar. “Di mana, pemilik barang melakukan rush untuk distribusikan barangnya dari pelabuhan ke gudang. Begitu juga distribusikan barang, jadi yang menggunakan truk besar sudah mulai pengangkutan secara serentak,” lanjutnya.
Di samping itu, masyarakat lebih membutuhkan kebutuhan barang elektronik, dan suku cadang untuk kendaraan. Maka dari itu, kegiatan pengiriman barang paling banyak dilakukan oleh Industri elektronik, dan suku cadang kendaraan. Sedangkan, barang konsumsi masyarakat yang terhambat, antara lain supply air minum kemasan, dan bahan baku makanan.
Baca Juga: AP II Catat Jumlah Penumpang Naik 7,5% di Natal dan Tahun Baru
“Kegiatan barang yang paling banyak ialah dari industri elektronik, dan suku cadang kendaraan. Akan tetapi, barang konsumsi masyarakat yang terpenting malah terhambat, seperti supply air minum kemasan, dan bahan baku makanan,” jelasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)