Harga Bawang Merah Anjlok di Saat Swasembada, Mentan: Kabar Baik Sekaligus Menyedihkan

Giri Hartomo, Jurnalis
Rabu 03 Januari 2018 16:01 WIB
Ilustrasi (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Pemerintah berhasil swasembada pada empat komoditi pangan pada tahun 2017 ini. Salah satu komoditi pangan yang mengalami swasembada adalah bawang merah

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan meskipun berhasil swasembada bawang merah, namun ada beberapa dampak negatif yang dirasakan petani. Yaitu, harga bawang merah akan mengalami penurunan (anjlok) sehingga membuat petani bawang (merah) mengalami kerugian.

Sebagai contohnya, harga bawang di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah pada saat ini mengalami penurunan tajam menjadi Rp4.000 per Kilogram. Padahal, harga bawang di Jakarta sudah mencapai Rp30.000 per kilogram.

"Ini kabar baik sekaligus menyedihkan. Dulu kami impor bawang merah sekarang sudah tidak lagi. Namun kabar sedihnya harga bawang merah sekarang di Brebes Rp4.000 turun 70% dari standar. Bahkan harga (bawang merah) di Jakarta sekitar Rp 30.000 per kg disparitasnya 700%," ujarnya di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (3/1/2017).

Oleh karena itu lanjut Amran, meminta kepada Perum Bulog untuk membantu dengan menyerap bawang merah milik petani. Bahkan dirinya telah berkoordinasi dengan Perum Bulog agar bawang merah dari petani di Brebes bisa terserap dengan harga yang sesuai.

"Nanti diserap, dengan Menteri BUMN sampai harga netral, karena itu perintah Presiden," ucapnya.

Nantinya lanjut Amran, PERUM Bulog akan membeli bawang merah petani sebesar Rp 15.000 per kilogram. Sehingga, para petani bisa mendapatkan harga jual bawang merahnya cukup pantas dan bersemangat untuk kembali memproduksi bawang merah.

"Nanti bulog, kita sepakat bulog menyerap harga Rp 15.000/kg.Per 2 taun lalu harga Rp 15.000. Nanti Insya Allah bulog beli saya udah komunikasi dengan perdagangan," ujarnya.

Sementara itu , Direktur Pengadaan Perum Bulog Andrianto Wahyu Adi mengaku jika pihaknya siap membantu dengan membeli bawang merah dari petani dengan harga Rp 15.000 per kilogram. Walaupun menurutnya, hal tersebut cukup berisiko karena kondisi bawang yang sangat mudah terpengaruh dan cenderung tidak stabil.

"Bawang kami juga beli dengan harga komersial. Tapi bawang itu muternya cepat. Kalau kami beli enggak bisa kami jual terpaksa kami buang jadi kami enggak ingin itu terjadi kami harus balancing lah," jelasnya.

(Fakhri Rezy)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya