JAKARTA - Pakar Ekonomi Energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Tri Widodo mempertanyakan rencana pembentukan holding BUMN Migas karena dinilai tidak memiliki alasan fundamental untuk kepentingan migas nasional.
"Kebijakan pembentukan holding migas yang menyatukan bisnis gas PT Pertamina dan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk akan menciptakan masalah baru dalam industri migas. Terbukti harga saham PGN juga telah anjlok di Bursa Efek Indonesia (BEI)," kata Tri Widodo kepada media di Jakarta, Rabu (3/1/2018).
Baca juga: Masuk Tahap Finalisasi, Realisasi Holding Perbankan Bisa Lebih Cepat dari Target
Menurut Tri, sekitar 80% infrastruktur gas nasional dibangun oleh PGN, sehingga motif pembentukan holding migas ini ditengarai merupakan intrik bisnis Pertamina untuk menguasai infrastruktur milik PGN.
Karena itulah muncul gagasan menjadikan PGN sebagai anak perusahaan Pertamina, sehingga tanpa bersusah payah membangun infrastruktur, Pertamina akan memperluas jangkauan pasar dengan memanfaatkan pipa transmisi maupun pipa distribusi milik PGN.