Namun, World Bank memperingatkan bahwa manfaat stimulus fiskal kemungkinan akan terkendala, karena ekonomi sudah mendekati kapasitas penuh dan laju normalisasi kebijakan moneter mungkin akan meningkat.
Berkenaan dengan negara-negara "emerging market" dan negara-negara berkembang, kreditor tersebut memperkirakan bahwa ekonomi negara-negara tersebut akan tumbuh 4,5% pada 2018, meningkat dari perkiraan kenaikan 4,3% di 2017. Tingkat pertumbuhan akan berlanjut lebih cepat menjadi 4,7% pada 2019 dan 2020.
Bank Dunia juga meningkatkan perkiraan pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada 2018. Perekonomian Tiongkok diperkirakan tumbuh 6,8% pada 2017, 0,3% lebih tinggi dari perkiraan pada Juni tahun lalu.
Pihaknya memperkirakan ekonomi tumbuh 6,4% pada 2018, 0,1 persentase lebih tinggi dari perkiraan Juni. Pertumbuhan akan moderat menjadi 6,3% pada 2019, karena Tiongkok akan terus menyeimbangkan kembali ekonominya dan pertumbuhan kredit diperkirakan akan melambat.
Perekonomian Tiongkok terus membuat kemajuan dalam penyeimbangan kembali, dengan sektor konsumsi dan jasa mempertahankan pertumbuhan yang relatif cepat, kata Ayhan Kose, direktur Development Economic Prospects Group Bank Dunia, dalam sebuah telekonferensi pada Selasa (9/1).
Dia menyatakan bahwa Tiongkok akan terus melakukan langkah-langkah untuk menghilangkan kelebihan kapasitas industri dan mengendalikan risiko-risiko dalam sistem keuangan.