JAKARTA - PetroChina International Companies in Indonesia menyatakan tertarik untuk ikut lelang Blok East Kalimantan dan Attaka. Kedua blok ini merupakan 2 blok terminasi yang diserahkan kembali Pertamina kepada pemerintah.
VP SCM & Operations Supports PetroChina Gusminar mengatakan, sebenarnya hal ini sulit untuk dijawab. Yang jelas, PetroChina tengah menyiapkan data teknikal dari Blok East Kalimantan dan Attaka.
Baca juga: PetroChina Siap Bangunkan Semua Aset Blok Migasnya yang Tertidur
"Jadi dari PertroChina confirm ikut bid di 2018. Attaka dan East Kalimantan," tegasnya, di Hotel Pullman, Jakarta, Rabu (10/1/2018).
Sebelumnya, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Ego Syahrial mengatakan, pemerintah memutuskan akan membuat lelang khusus 2 blok terminasi (Blok East Kalimantan dan Attaka).
Baca juga: PetroChina Siapkan Capex USD56,9 Juta pada 2018
"Memang yang agak berat siapkan bid dokumen dan sedang berproses. Saya harapkan Maret sudah bisa umumkan , lelang dibuka jadi akses bid dokumen,"ujarnya.
Dia mengatakan, East Kalimantan harus beroperasi pada 24 Oktober 2018. Oleh karena itu, lelang khusus ini diusahakan selesai (mendapatkan pemenang) Agustus 2018.
"Kita usahakan kalau Oktober, kita sudah siapkan time line, sedang siapkan WK, konsultasi darerah 80%. Jadi kita akan mengadakan lelang terbuka, segala macam dan dibutuhkan waktu 4 bulan sehingga pemenang tandatangan KKS diharapkan 24 Agustus. Jadi ada waktu 2 bulan sampai proses peralihan,"ujarnya.
Sementara itu, Ego menambahkan, untuk 4 blok yang terdiri dari Blok Tuban, Blok Ogan Komering, Blok Sanga-Sanga dan Blok South East Sumatera, selain Pertamina, pemerintah memberikan kesempatan kepada kontraktor ekisting untuk mengajukan penawaran.
"Secara umum kontraktor exisiting menjanjikan (penawaran) lebih baik dari 4 blok itu," ujarnya.
Meski demikian, Ego mengatakan, karena blok terminasi ini diserahkan pemerintah kepada Pertamina, maka akan diminta right to match. Artinya, Pertamina diberikan hak untuk menyamakan penawaran dari kontraktor ekksisting
"Mungkin dalam minggu depan Pertamina sudah menentukan. Pertamina apakah mau right to match, ataukan berpartner karena sesuai Permen ESDM Nomor15/2015 sesuai dengan tiga opsi, Pertamina 100%, atau dikasih KKS atau kerjasama," ujarnya.
Pemerintah berharap yang penting produksi dari 4 blok tersebut tidak turun. Kemudian, penerimaan negara tidak terganggu.
"Kalau berpartner business to business. Yang penting prinsipnya 10% PI, kalaupun umpanya exisiting operator Pertamina 15%. Untuk Pertamina kita minta lebih baiklah," ujarnya.
(Fakhri Rezy)