Orang Terkaya Arab Saudi Disiksa di Penjara

Koran SINDO, Jurnalis
Kamis 18 Januari 2018 15:20 WIB
Foto: Koran SINDO
Share :

Namun, Pemerintah Arab Saudi menolak tawaran yang diajukan Alwaleed. Saham Kingdom Holding langsung naik 9,8% pada Minggu (14/1) menyusun kabar negosiasi tersebut. Nilai kapitalisasi perusahaan naik menjadi USD860 juta. Penangkapan sekitar 200 pangeran dan pejabat tinggi dilakukan sebagai bentuk reformasi ekonomi.

Mohammed bin Salman ditunjuk sebagai Putra Mahkota oleh ayahnya Raja Salman bin Abdulaziz pada 21 Juni tahun lalu dan akan menggantikan ayahnya. Putra Mahkota merupakan posisi penting kedua di Arab Saudi. Sementara itu, hotel mewah Ritz Carlton yang sebelumnya digunakan sebagai lokasi penahanan para pangeran dan pejabat Saudi akan dibuka kembali pada bulan depan.

Sejak November lalu, hotel itu ditutup untuk umum. Menurut seorang petugas yang menerima pemesanan kamar di Ritz Carlton, hotel akan mulai menerima tamu pada 14 Februari mendatang dengan harga kamar paling murah USD650. Sumber pemerintahan Arab Saudi mengungkapkan otoritas Arab Saudi telah menyelesaikan sebagian penyidikan korupsi sehingga mengizinkan Ritz Carlton untuk beroperasi normal.

Baca Juga: Bill Gates dan Jeff Bezos Saling Salip Jadi Orang Terkaya Sepanjang Sejarah

"Hotel akan beroperasi normal sesuai dengan arahan otoritas lokal,” ungkap juru bicara grup Marriott. Otoritas Arab Saudi memperkirakan sebagian tersangka koruptor telah menyepakati pembayaran denda. Riyadh berharap bisa mengumpulkan pengembalian uang korupsi itu senilai USD100 miliar (Rp1.428 miliar).

Hanya sedikit tersangka yang diproses hukum lebih lanjut. Perusahaan konstruksi raksasa Saudi Binladin Group juga menyepakati penyerahan saham kepada pemerintah. Chairman Binladin Group Bakr Bin Laden dan beberapa anggota keluarganya ditahan dalam pemeriksaan skandal korupsi.

Binladin memiliki 100.000 karyawan dan menjadi perusahaan konstruksi terbesar di Arab Saudi. Pada akhir November lalu, Pangeran Saudi Miteb bin Abdullah dibebaskan setelah membayar lebih dari USD1 miliar kepada pemerintah. Kemudian banyak juga pejabat dan pangeran memilih menyerahkan harganya ke pemerintah sebagai imbalan untuk bebas.

Sebelumnya jaksa penuntut Arab Saudi, Saud al-Muajab mengungkapkan, akan melakukan upaya ekstradisi terhadap tersangka yang tinggal di luar negeri. “Bukti sedang dikumpulkan terhadap tersangka dan akan meminta pemerintahan asing menyerahkan mereka ke Saudi,” kata Saud dilansir majalah Arrajol.

Namun, belum jelas berapa banyak orang yang menjadi target dan negara mana saja yang akan diminta untuk bekerja sama. Sementara itu, Pangeran Mohammed ingin membuktikan kalau pemberantasan korupsi yang dijalankannya berhasil dan sukses menarik kembali uang yang telah di korupsi untuk masuk ke kas negara.

Proses itu dilakukan tanpa berbelit-belit dan harus melalui pembuktian hukum di pengadilan. Mo del pemberantasan korupsi itu menuai pujian di dalam negeri dan luar negeri.

(Andika Hendra)

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya