JAKARTA - Pertumbuhan belanja iklan tahun 2017 menunjukkan pergerakan positif yaitu meningkat 8% dari tahun sebelumnya dengan nilai yang mencapai Rp145 triliun. pertumbuhan ini lebih didorong oleh kenaikan harga gross rate iklan di masing-masing media.
Mengutip hasil temuan Nielsen Ad Intel, Senin (5/2/2018), porsi belanja iklan sepanjang 2017 masih didominasi oleh media TV sebesar 80% dari total belanja iklan, iklan di TV tumbuh 12% dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan porsi belanja iklan mengalami penurunan seiring berkurangnya media cetak yang beroperasi.
Baca Juga: Belanja Iklan Sentuh Rp145 Triliun, Ini Daftar Pengiklan Terbesar
Untuk sektor-sektor di produk cepat habis (FMCG) semua sektor mengalami pertumbuhan iklan yang positif. Capaian belanja iklan di kategori Perawatan Pribadi dengan total Rp24,9 triliun dan naik 21% dibanding periode sebelumnya. Disusul kategori Minuman dengan total belanja iklan Rp21,6 triliun, dan kategori Makanan dengan total belanja iklan Rp19,1 triliun yang meningkat sebesar 12% dibanding tahun 2016.
Selain itu, sektor di luar Produk Cepat Habis (non-FMCG) menunjukkan tren positif di sepanjang tahun 2017. Hal itu dapat dilihat dari sektor Properti sebesar 62%, dan kategori Telekomunikasi dan Digital sebesar 30% dengan total belanja sepanjang tahun 2017 masing-masing mencapai Rp4,1 triliun. Di sisi lain, sektor Rokok mengalami penurunan sebesar 17% sehingga nilai belanja iklannya mencapai Rp5,4 triliun.
Baca Juga: Sudah Era Digital, Mendag: Kalau Tak Ikuti Bisa Tergilas
Berbagai macam merek produk bersaing dikarenakan gaya hidup konsumen yang semakin mendekati arah digital.
Jajaran merek-merek produk dengan belanja iklan tertinggi seperti Meikarta yang menjadi merek belanja iklan tertinggi sepanjang 2017 dengan total lebih dari Rp1,5 triliun. Disusul Traveloka dengan total belanja iklan mencapai Rp1,2 triliun yang meningkat 65%. Berikutnya adalah Indomie dengan total belanja iklan sebesar Rp981,5 miliar dengan pertumbuhan 25%. Dan diurutan keempat Vivo Smartphone yang aktif beriklan dibandingkan tahun 2016 dengan 577% peningkatan menjadi Rp 823, 5 Miliar.