PADANG – Presiden Joko Widodo hari ini meresmikan dimulainya pekerjaan Jalan Tol Trans-Sumatera ruas Padang-Bukittinggi-Pekanbaru tahap 1 yakni ruas Padang-Sicincin. Peresmian dilakukan melalui seremoni peletakan batu pertama (ground-breaking) yang dilaksanakan di lokasi proyek yaitu di Jl. Padang Bypass Km 28.
Ditemui disela-sela acara, Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero), I Gusti Ngurah Putra menjelaskan bahwa pihaknya siap memulai dan menyelesaikan ruas ini sesuai target.
“Padang-Bukittinggi-Pekanbaru nantinya akan membentang sepanjang kurang lebih 244 km. Kita mulai dari Padang ke Sicincin sepanjang 28 km,” ungkapnya. Proyek tol yang juga masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (Perpres No. 58/2017) ini pengerjaannya akan dilakukan ke dalam beberapa tahapan hingga tahun 2025.
Baca Juga: Jalan Panjang Pembangunan Tol Trans Sumatera
“Tahap pertama Padang-Sicincin, kemudian dari Sicincin ke Payakumbuh sepanjang 78 km, menuju Payakumbuh-Pangkalan sepanjang 45 km, lalu dari Pangkalan ke Bangkinang sepanjang 56 km, dan akhirnya Bangkinang-Pekanbaru sepanjang 37 km,” terang Putra dalam keterangan tertulisnya, Jumat (9/2/2018).
(Foto: Dok. Hutama Karya)
Disinggung mengenai nilai investasi, Putra memaparkan bahwa total investasi Padang-Bukittinggi Pekanbaru adalah Rp78,095 Triliun.
“Untuk tahap pertama Padang-Sicincin sendiri kurang lebih sekitar Rp4,88 Triliun,” imbuhnya.
Khusus untuk Seksi 3 Payakumbuh-Pangkalan, kata dia, pendanaannya direncanakan diperoleh dari Japan International Cooperation Agency (JICA) dengan peminjaman langsung (direct lending) ke Hutama Karya.
Baca Juga: Hutama Karya Kebut Pembangunan Tol Trans Sumatera
“Selain direct lending, direncanakan juga akan ada pinjaman ke Pemerintah khusus untuk konstruksi terowongan di seksi ini sebanyak 5 buah dengan total Panjang 8,95 km,” tambah Putra.
Adapun ruas Tol Padang-Bukittinggi-Pekanbaru merupakan bagian dari 24 ruas yang ada terdapat pada Jalan Tol Trans-Sumatera. Jalan Tol yang dikerjakan melalui penugasan Pemerintah RI kepada Hutama Karya (Perpres No. 100/2014 & Perpres No. 117/2015) ini dikerjakan secara pararel sejak tahun 2014.
Beberapa ruas Trans-Sumatera kini telah beroperasi, seperti ruas Medan-Binjai Seksi 2 dan 3 (Helvetia-Semayang-Binjai) sepanjang 11 km, ruas Palembang-Indralaya Seksi 1 (Palembang-Pamulutan) sepanjang 8 km; serta ruas Bakauheni-Terbanggi Besar Paket 1 (Segmen SS Pelabuhan Bakauheni-Bakauheni) sepanjang 9 km dan Paket 2 (Segmen Kotabaru-Lematang) sepanjang 5 km yang telah dibuka secara resmi untuk publik oleh Presiden Joko Widodo pada Januari lalu.
“Jalan Tol Trans-Sumatera merupakan salah satu mega-proyek yang sangat strategis keberadaannya untuk memaksimalkan konektivitas antar daerah di Sumatera yang pada gilirannya akan membawa pertumbuhan ekonomi baik regional maupun nasional,” ujarnya
Dia menjelaskan, pembangunan jalan tol memang ditujukkan untuk menaikkan mobilitas melalui perbaikan dan peningkatan layanan transportasi dan logistik publik.
Baca Juga: Jokowi Ingin Tol Bakauheni-Palembang Selesai Sebelum Asian Games
“Kita yakin, secara jangka-panjang, dengan terhubungnya seluruh ruas Jalan Tol Trans-Sumatera akan memberikan multiplier-effect positif seperti, peningkatan di aktivitas ekspor dan impor, optimalisasi pemanfaatan infrastruktur maritim karena akses ke pedalaman yang terisolir sudah terbuka, juga efek berantai bagi ekonomi dari daerah ke daerah dan sektor ke sektor sehingga potensi regional bisa lebih optimal,” papar dia.
Dia mengatakan, imbas jangka pendek dari pembangunan Jalan Tol Trans-Sumatera ini, sudah mulai terasa dengan banyaknya penyerapan tenaga kerja.
“Kita tahu bahwa sektor konstruksi merupakan salah satu yang paling mampu menyerap banyak menyerap tenaga kerja. Sebagai contoh, untuk ruas tol Sumatera yang sudah resmi beroperasi, total pekerja konstruksi yang terserap bisa mendekati 5.000 pekerja dengan rata-rata ruas tol menyerap 600 hingga 1.000 pekerja,” ucapnya.