NEW YORK - Saham-saham AS berakhir lebih rendah pada Selasa (Rabu pagi WIB). Wall Street mencatat penurunan terbesar harian sejak aksi jual tiga minggu lalu, karena pernyataan Ketua Federal Reserve Jerome Powell membangkitkan kembali kekhawatiran lebih banyak kenaikan suku bunga daripada yang diperkirakan tahun ini.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 299,24 poin atau 1,16% menjadi ditutup di 25.410,03 poin. Indeks S&P 500 mengalami penurunan 35,32 poin atau 1,27% menjadi berakhir di 2.744,28 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup berkurang 91,11 poin atau 1,23% menjadi 7.330,35 poin.
Baca Juga: Wall Street Dibuka Melemah Usai The Fed Isyaratkan Kenaikan Suku Bunga
Powell mengatakan dalam kesaksian kebijakan moneter pertamanya pada Selasa (27/2) bahwa meskipun terjadi volatilitas di pasar saham baru-baru ini, gubernur Fed masih berencana untuk menaikkan suku bunga beberapa kali sepanjang 2018.
Dia mengatakan kepada para anggota parlemen "pengurangan secara bertahap kebijakan moneter akomodatif akan menopang pasar tenaga kerja yang kuat sambil mendorong kembalinya inflasi menjadi 2%." Ketua baru The Fed tersebut mengisyaratkan bank sentral bisa menaikkan suku bunga lebih dari tiga kali tahun ini, jika data ekonomi dan inflasi terus terbukti sehat.
Baca Juga: Wall Street Ditutup Menguat Dipicu Turunnya Imbal Hasil Obligasi AS
Menurut risalah pertemuan kebijakan Fed pada 30 dan 31 Januari, para pejabat Fed telah menjadi lebih percaya diri tentang prospek pertumbuhan dan inflasi. The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya tahun ini pada pertemuan kebijakan berikutnya pada Maret.
Baca Juga: Wall Street Menguat Ditopang Kebijakan Jerome Powell
Di sisi ekonomi, pesanan baru AS untuk barang tahan lama manufaktur pada Januari turun USD9,2 miliar atau 3,7% menjadi USD239,7 miliar, lebih buruk dari konsensus pasar mengalami penurunan 2,00%, Departemen Perdagangan mengatakan pada Selasa (27/2).
Dalam sebuah laporan terpisah, departemen tersebut mengumumkan bahwa defisit perdagangan internasional pada barang mencapai USD74,4 miliar pada Januari, naik USD2,1 miliar dari angka Desember.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)