JAKARTA - Mengemban tugas sebagai seorang Menteri memberikan kenangan tersendiri bagi Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Srikandi Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo tersebut memulai kariernya sebagai pengusaha ikan bakulan satu kuintal hingga menjadi eksportir ikan.
Pengalamannya selama 30 tahun di bidang perikanan dan kelautan menjadi bekalnya untuk duduk di kursi nomor satu Kementerian Kelautan dan Perikanan.
"Banyak hal yang telah dilakukan tapi belum cukup untuk begitu banyaknya hal yang harus kita selesaikan. 10 hingga 15 tahun setelah saya lihat apa yg ada di KKP Indonesia waktu itu tidak akan cukup apalagi cuma 5 tahun," ujarnya di Kantor KKP, Rabu (28/2/2018).
Baca Juga: Kalahkan Sandiaga Uno, Menteri Susi Siap Padling di Danau-Danau Jakarta
Perempuan asal Pangandaran ini mengaku dunia birokrasi membuat dia cukup kikuk pada masa pertama menjadi Menteri. Oleh karena itu, dia memulai langkah pertama di KKP dengan menyamakan persepsi dengan para Direktorat Jenderal untuk ke depannya. Salah satu hal yang ditekankan Susi adalah menegakkan kedaulatan maritim.
"Awal-awal jadi menteri saya kaget juga, ikut rapat sampai jam 11 malam. Habis rapat lapar, kalau pulang ke rumah (restoran) di jalan sudah pada tutup. Pas rapat disediakan nasi kotak. Saya makan nasi kotak. Seumur-umur saat jadi menteri itu saya makan nasi kotak,” tuturnya.
Sekadar informasi, Susi baru saja menulis buku yang bertajuk "Laut Masa Depan Bangsa". Buku itu merupakan hasil karya yang ditulis langsung oleh Menteri Susi. Buku yang dikemas dalam nuansa biru dan putih itu memiliki tebal 115 halaman serta terdiri dari enam bab.
Baca Juga: Menteri Susi dan Sandiaga Uno Raih Penghargaan MURI Berkat Tanding di Danau Sunter
Dalam pengantar bukunya, Menteri Susi sedikit mencurahkan isi hatinya sebagai seorang Srikandi di Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo. Mendapat amanah sebagai seorang Menteri, tidak pernah terpikir dalam benak Menteri Susi.
Dia juga sedikit berkisah tentang keindahan laut Indonesia yang tak seindah apa yang tampak di mata. Begitu kompleks persoalan yang ada di dalamnya.
Dalam buku ini dipaparkan bermulanya era reformasi kelautan, di mana Presiden Joko Widodo mencanangkan visi baru di bidang maritim, menempatkan laut sebagai masa depan bangsa. Hal tersebut diterjemahkan Susi dalam tiga pilar pembangunan kelautan dan perikanan yakni kedaulatan, keberlanjutan, dan kesejahteraan.
(Martin Bagya Kertiyasa)