JAKARTA - Pemerintah lewat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendorong PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk memperkenalkan penggunaan listrik untuk penggunaan alat-alat kebutuhan rumah tangga. Cara ini diyakini bisa meningkatkan konsumsi listrik per kapita masyarakat.
Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan, tahun 2016 pemerintah fokus pada produsen sekarang pada konsumen. Untuk itu, konsumsi listrik per kapita yang di 2017 sudah di atas Rp1.000 kwh per kapita bisa meningkat pada 2019 menjadi Rp1.250 per kwh.
"Ini supaya jalan, dengan demikian konsumsi kelistrikan bisa digunakan. Untuk rumah tangga juga kita harap digunakan," tuturnya, di dalam diskusi Energy Talk, di Energy Building, Jakarta, Selasa (6/3/2018).
Dia mencontohkan, misalnya mensosialisasikan penggunaan kompor listrik atau induksi. Bayangkan, jika perkotaan besar seperti Jakarta seluruhnya menggunakan kompor listrik.
"PLN ikut memperkenakan kompor induksi di perkotaan besar. Coba semua orang tinggal di apartemen, lantai 18 bawa tabung LPG. Harusnya kompor induksi atau ada sambungan gas. Tapi kalau jargas mesti ada sumur gas atau pipa, jadi butuh tantangan," tuturnya.
Di sisi lain, Jonan mengatakan, bila dihitung sampai saat ini masih ada sekira 5% penduduk Indonesia tidak menikmati listrik. Oleh karena itu, tantangan melistriki daerah tertinggal, terluar dan terdepan (3T) lebih besar saat ini.
Meksi begitu, di 2017 target elektrifikasi sebesar 92,75% dapat dilampaui menjadi 95,92%. Untuk itu, Jonan mengaku optimis target meningkatkan rasio elektrifikasi lebih dari 4% setiap tahun bisa dicapai tahun ini dan berikutnya.
"Ada yang tanya saya, Pak Sofyan ngerti listrik? Buat saya gak penting yang penting rasio eletrifikais tercapai. Tahun ini targetnya 97,5%, saya yakin kalau speed PLN tetap gini mestinya lebih dari 97%. Kita coba diakhir 2019 menjadi 99,9%," tuturnya.
(Fakhri Rezy)