"Konsumen selama ini tidak tahu apa saja komposisi dan dampak dari rokok. Itu pelanggaran yang dilakukan industri rokok," tuturnya.
Menurut Todung, Rohayani hanya salah satu dari sekian banyak konsumen rokok di Indonesia yang tidak memperoleh cukup informasi tentang bahaya rokok.
"Kami melihat Rohayani, seorang pecandu rokok, sudah menderita karena ketidakjelasan informasi yang diperlukan bagi perokok. Akibatnya, dia sakit," katanya.
Baca Juga: Penyerapan Tembakau Lokal Tembus 84% di Surabaya
Sementara itu, Rohayani mengatakan bahwa dirinya berkali-kali berobat karena sakit yang disebabkan oleh rokok sejak 2005. Akibat rokok, paru-parunya bahkan sudah berlubang. Kendati demikian, Rohayani mengaku masih tetap merokok karena sudah kecanduan sehingga sulit berhenti.