"Peredaran upal (uang palsu) di masyarakat itu selalu ada kapanpun juga. Memang upal ini memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat tentang keaslian Rupiah," ucap Arief.
Baca Juga: Tangani Uang Palsu, BI dan Polri Jalin Pertukaran Informasi
Selain itu, kata Arief adanya kebiasaan dan pola pikir masyarakat yang gampang diiming-imingi sesuatu, ikut membuat maraknya peredaran uang palsu. Sebagai contoh, masyarakat harus waspada jika ada yang menawar satu barang yang harganya murah, dengan harga lebih mahal.
“Itu harus diwaspadai. Kita sudah mengedukasi masyarakat untuk mengenali tanda-tanda keaslian Rupiah. Biasanya kita memanfaatkan kas keliling yang ada di pajak ataupun tempat lain untuk penukaran uang," tandasnya.
(Dani Jumadil Akhir)