Rizal Ramli : Minta Gubernur BI Baru Jujur Soal Jumlah Utang RI

Feby Novalius, Jurnalis
Senin 26 Maret 2018 18:43 WIB
Ilustrasi (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Mantan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Rizal Ramli meminta Deputi dan Gubernur Bank Indonesia terpilih jujur soal utang, baik pemerintah ataupun swasta. Pasalnya, sangat mengkhawatirkan jumlah utang yang tercatat saat ini.

Hal tersebut disampaikan Rizal kepada Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan pakar terkait Deputi Gubernur dan Gubernur Bank Indonesia (BI) yang baru.

"Kami minta BI harus jujur. Karena ada Rp840 triliun utang yang harus dibayar oleh tahun ini. Jadi lebih dari APBN bayar pokok dan bunga," tuturnya, di ruang rapat Komisi XI, Jakarta, Senin (26/3/2018).

Dia melanjutkan, dulu pada 1996 pemerintah dan BI memberikan keyakinan bahwa utang Indonesia tidak terlalu banyak atau dalam kondisi aman terhadap perekonomian. Padahal, ketika terjadi krisis ekonomi 1998, utang yang tadinya dianalisis tidak terlalu bahaya, justru dampaknya besar sekali.

"Total utang pada waktu itu BI tidak punya, jadi kami minta deputi dan Gubernur BI berikan informasi yang benar, walaupun menyakitkan. Tapi kita tahu bahwa utang itu semakin besar baik pemerintah dan swasta," ujarnya.

Sebelumnya, Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mencatat total utang Indonesia hingga saat ini sudah mencapai lebih dari Rp7.000 triliun. Utang tersebut terdiri dari utang pemerintah dan swasta.

Direktur Eksekutif Indef Enny Sri Hartati mengatakan, utang pemerintah dilakukan untuk membiayai defisit anggaran, sedangkan utang swasta oleh korporasi swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Dia menjelaskan, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 menyatakan total utang Pemerintah hanya mencapai Rp4.772 triliun. Namun jika menelisik data out-standing Surat Berharga Negara (SBN) posisi September 2017 sudah mencapai Rp3.128 triliun dan posisi utang Luar Negeri Pemerintah 2017 telah mencapai USD177 miliar atau Rp2.389 triliun (kurs Rp13.500).

Selanjutnya, untuk utang luar negeri swasta tahun 2017 telah tembus sebesar USD172 miliar atau sekitar Rp2.322 triliun (kurs Rp13.500).

"Besar kemungkinan belum termasuk semua utang BUMN," ungkap Enny.

(Fakhri Rezy)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya