Dibahas di Forum Dunia
Akhir pekan lalu, proyek Bandara Kertajati senilai Rp2,6 triliun tersebut juga menjadi salah satu isu utama dalam Passenger Terminal Expo and Conference 2018 di Stockholm, Swedia. Bandara Kertajati turut dibahas karena pendanaannya cukup unik, yaitu kolaborasi antara pemerintah dan swasta. Skema kemitraan pada proyek bandara ini tercatat yang pertama di Indonesia. Dalam acara kebandarudaraan yang paling ber gengsi di dunia itu, PT BIJB mengirimkan delegasinya, Annisa Pangestuti, yang menjabat kepala Departemen Manajemen dan Evaluasi Proyek PT BIJB.
Virda menilai keikutsertaan PT BIJB dalam ajang internasional yang digelar 20-22 Maret itu merupakan kesempatan berharga untuk melihat dan belajar tentang berbagai inovasi dan pengetahuan di dunia penerbangan. Keikutsertaan PT BIJB sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Jabar, juga bertujuan untuk menyampaikan best practice pembangunan dan pembiayaan yang melibatkan beberapa unsur. Upaya Pemprov Jabar untuk menghadirkan bandara bisa diwujudkan karena PT BIJB mampu menggaet sumber dana, baik investor langsung maupun perbankan. “Kita ketahui, pembangunan ini bisa melibatkan unsur pemerintah pusat untuk sisi udara dan pemerintah daerah, lalu BUMD, BUMN swasta baik untuk konstruksi maupun pembiayaan, lalu ada perbankan juga,” paparnya.
Keterlibatan beberapa unsur tersebut bisa dilihat dari pembagian pembiayaan pembangunan sisi darat proyek Bandara Kertajati. Pemegang saham langsung mayoritas tetap dimiliki Pemprov Jabar dan PT Jasa Sarana dengan porsi hampir Rp1 triliun, sedangkan yang lainnya melalui skema langsung, yakni masuknya investasi dari PT Angkasa Pura II (persero). Untuk menutupi kekurangan pendanaan diterbitkan skema lainnya, yakni pinjaman dan ekuitas. Pinjaman diterbitkan dari Sindikasi Perbankan Syariah sekitar Rp906 miliar, tujuh bank syariah yakni Bank Jateng Syariah, Bank Sumut Syariah, Bank Kalbar Syariah, Bank Sulbar Syariah, Bank Jambi Syariah, dan Bank Kalsel Syariah.
Sisanya, PT BIJB menerbitkan produk berbasis ekuitas, yakni reksa dana penyertaan terbatas (RDPT) yang sudah disahkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sejak dibangun pada Desember 2015, progres pembangunan Bandara Kertajati termasuk menggembirakan. Bahkan, baru-baru ini pembangunan Bandara Kertajati dianugerahi penghargaan 2000.000 jam kerja selamat dari PT Wijaya Karya (WIKA). Penghargaan tersebut sebagai apresiasi atas capaian pengerjaan paket tahap dua yang meliputi area terminal utama penumpang dan nihil kecelakaan kerja. Prestasi nihil kecelakaan kerja juga diapresiasi anggota Komisi V DPR Agung Budi Santoso saat mengunjungi Bandara Kertajati baru-baru ini. Agung juga memuji rancang bangun Bandara Kertajati.