BINTAN- Investasi sektor pariwisata di Bintan mengalami tren positif. Ada 34 perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata menanamkan modal di Kawasan Pariwisata Lagoi hingga Rp1,8 triliun.
Dari 34 perusahaan tersebut, 33 di antaranya bergerak di bidang usaha hotel bintang lima dan vila dengan super luxury berkonsep wellness resorts dengan fasilitas lengkap. Selain itu, ada satu perusahaan bergerak di bidang usaha aktivitas konsultasi manajemen.
Adapun rata-rata nilai investasi yang ditanamkan masing-masing perusahaan sebanyak USD4 juta atau setara Rp54,4 miliar. Tidak hanya itu, 34 perusahaan yang merupakan penanam modal asing (PMA) tersebut juga sudah melakukan permohonan izin prinsip PMA awal Maret 2018. Jadi, total nilai investasi 34 PMA awal Maret 2018 tersebut mencapai Rp1,8 triliun.
Baca Juga: Pikat Turis, Indonesia Harus Belajar dari Thailand
Tren positif ini sekaligus membantah kabar banyak perusahaan yang hengkang dari Bintan. Kepala Seksi (Kasi) Sektor Sukunder Wilker Jambi, Kepulauan Riau (Kepri) dan Riau dari Kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bagus Cahyo menegaskan, isu hengkangnya investor asing hanya berita bohong.
Justru investasi di Bintan hingga saat ini trennya normal dan meningkat di sektor industri dan wisata yang merupakan salah satu potensi yang dimiliki Bintan. ”Banyak memang kita dengar hengkang ke sana, hengkang ke situ. Ternyata setelah kami cek lokasi ke perusahaan yang dikabarkan, ternyata mereka bilang enggak lah,” ujar Cahyo pada sosialisasi Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) di Bintan. Cahyo menambahkan, jumlah keseluruhan investasi di Bintan untuk perusahaan PMA yang aktif beroperasi ada 80 perusahaan.
Nah, secara umum Kepri menduduki peringkat 12 nasional daftar investasi perusahaan penanaman modal asing atau PMA. ”Dari target yang diberikan pusat, kita mampu capai 150%. Itu melebihi target,” ungkapnya.