BEKASI - Pemkot Bekasi mulai menertibkan puluhan reklame di sepanjang Jalan KH Noer Ali (Kalimalang) untuk mendukung proyek pembangunan tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu).
“Mau enggak mau harus diturunkan demi pembangunan lanjutan tol Becakayu,” ujar Kasi Ruang Milik Jalan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Bekasi Arief Fadillah kemarin.
Terdapat 21 papan reklame besar milik swasta diturunkan. Rinciannya, satu billboard di Jalan Caman tol JORR, tiga billboard dan satu baliho di ruas tol JORR-Galaxi. Adapun sembilan billboard dan empat baliho di ruas Jalan Galaxi-Jalan Ahmad Yani akan diturunkan menyesuaikan pembangunan fisik tol Becakayu.
Baca Juga: Jokowi: Tidak Ada Pengurangan Spesifikasi Proyek Tol Becakayu
Menurut dia, paling lambat papan reklame besar mulai dirobohkan pada akhir Mei bersamaan dengan dimulainya pembangunan di sepanjang ruas Jalan Tol Becakayu.
Saat ini Pemkot Bekasi masih menunggu instruksi PT Waskita Karya selaku konsorsium BUMN yang membangun tol tersebut. Perobohan reklame sudah menjadi risiko pengusaha. Sebab, lahan yang dipakai merupakan milik negara.
Jika sewaktu-waktu dibutuhkan reklame yang berdiri bisa diturunkan. “Tidak ada relokasi, karena itu risiko yang harus diterima pemilik reklame,” katanya.
Baca Juga: BPTJ Minta Waskita Karya Turunkan Tarif Tol Becakayu
Adapun tahapan mendirikan papan reklame ialah pengusaha mengajukan izin kepada seksi ruang milik jalan DBMSDA, kemudian direkomendasikan ke bidang pengawasan dan pengendalian bangunan.
“Setelah disetujui baru mengajukan izin mendirikan bangunan berikut membayar retribusi,” ucapnya.
Tol Becakayu terdiri atas dua seksi, yaitu Seksi I Casablanka-Jakasampurna sepan jang 11 km dan Seksi II Jakasampurna-Duren Jaya sepanjang 10,04 km.
Baca Juga: Lolos Evaluasi, Proyek Tol Becakayu Dilanjutkan
Ruas jalan tol yang bisa dipakai yakni Seksi IB dan IC sepanjang 8,26 km yang terbentang dari Cipinang Melayu-Pangkalan Jati-Jakasampurna sejak awal November lalu. Ruas Jakasampurna-Jalan Ahmad Yani kini sedang dibangun.
Ditargetkan rampung pada April 2019. Untuk pembangunan seksi II dari Jatisampurna-Bekasi Timur sejauh 9,2 km baru akan dimulai tahun ini.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bekasi Arief Maulana mengatakan, tol Becakayu sudah dipastikan tidak akan melewati Jalan Ahmad Yani, Bekasi Selatan, karena permintaan Pemkot Bekasi diterima pemerintah pusat.
“Kalau lewat Jalan Ahmad Yani sangat mengganggu estetika kota,” ucapnya.
Apalagi Jalan Ahmad Yani merupakan jalan protokol sekaligus gerbang masuk ke pusat kota. Untuk itu, trase tol Becakayu yang berada di Jakasampurna, Bekasi Barat tidak akan dibelokkan ke kiri (utara) Jalan Ahmad Yani melainkan terus ke arah timur (Jalan Mayor Hasibuan) hingga junction Tambun.
Pertimbangan lainnya yak ni biaya pembebasan lahan di daerah utara diperkirakan menelan anggaran besar. Sebab, di sana ada beberapa pengembang properti sehingga tanah dan bangunan yang dibebaskan cukup tinggi.
Pemerintah pusat mengalihkan trase akhir ke arah timur melintasi Kalima lang. Perubahan trase akhir ini tidak berdampak pada lalu lintas di pusat Kota Bekasi. Bahkan, keberadaan tol Becakayu membantu pengendara berkategori komuter di sisi timur untuk menuju pusat kota.
Akibat perubahan trase akhir ini, panjang ruas tol Becakayu semakin panjang. Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna menuturkan, pembangunan tol Becakayu lanjutan untuk menyelesaikan seksi II.
“Arah tol tersebut akan dibangun menuju Bekasi Barat. Juni 2018 sudah bisa beroperasi,” ujarnya.
Tol Becakayu telah mendapatkan izin analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) lalu lintas. Saat ini yang perlu dikejar pemerintah terkait pembebasan lahan karena beberapa waktu lalu pembebasan lahan Becakayu masih kurang 8% di seksi I. Adapun pembangunan seksi II dari Jatisampurna-Bekasi Timur, sejauh 9,2 km, akan dimulai pada tahun ini. BPJT meminta pemerintah daerah membantu dan mendukung pembangunan tol Becakayu hingga Bekasi Timur. (Abdullah M Surjaya)
(Dani Jumadil Akhir)