JAKARTA - PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPS) hari ini mencatatkan saham perdana di pasar modal. Perseroan menjadi perusahaan ke 10 di 2018 sekaligus sebagai perusahaan ke 575 di pasar modal.
Dalam penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) perseroan akan melepas sebanyak-banyaknya 10% saham mereka di pasar saham setara 770,37 juta saham biasa. Saham BTPS dicatatkan dengan harga penawaran Rp975 per saham. Dengan demikian dari IPO ini perusahaan akan meraih dana segar sebesar Rp751 miliar.
Baca Juga: Cari Dana Rp300 Miliar, MD Entertainment Bakal Lepas 20% Saham ke Publik
Pada pencatatan perdana, saham BTPS naik 23,08% atau 225 poin ke level ke Rp1.200. Saham BTPS ditransaksikan sebanyak 7 kali dengan volume sebanyak 421 lot dan menghasilkan nilai transaksi Rp51,2 juta
Direktur Utama BTPN Syariah Ratih Rachmawaty mengatakan, perseroan telah berhasil mengambangkan nasabah dari keluarga prasejahtera menjadi keluarga sejahtera. Nasabah prasejahtera telah menjadi fokus nasabah perseroan selama tujuh tahun belakangan ini.
Ada nasabah yang berasal dari buruh batik dengan gaji Rp160.000 per hari yang kini bahkan sudah memiliki kios sendiri.
"Mudah-mudahan kita BTPN siap bangun bisnis lebih terbuka dengan menjadi perusahaan terbuka," ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa (8/5/2018).
Pada penawaran perdana ini saham BPTN Syariah mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed hingga 1,7 kali.
Baca Juga: IPO, Saham Gihon Telekomunikasi dan Tridomain Kena Auto Reject
Rencananya, dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum perdana saham, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan dipergunakan seluruhnya oleh perseroan untuk meningkatkan volume pembiayaan terhadap segmen nasabah prasejahtera produktif yang menjadi fokus perseroan.
Dalam IPO ini, BTPN Syariah telah menunjuk PT Ciptadana Sekuritas Asia sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek.
Hingga Maret 2018 total aset mencapai Rp9,5 triliun atau tumbuh 24,1% dari periode yang sama tahun lalu. Sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp6,7 triliun atau tumbuh 18,8%.
Sementara penyaluran pembiayaan mencapai Rp6,2 triliun tumbuh 21,9% dari tahun lalu.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)