Menurut Iman, untuk mencapai target bisnis tersebut, Bank BTN akan melakukan efisiensi pada biaya operasional, peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) berbiaya rendah sehingga NIM terjaga dan pencapaian target Fee Based Income.
“Jadi tidak perlu khawatir mengenai bisnis BTN yang kami bisa lakukan adalah membukukan kinerja yang sesuai dengan target dan itu baru akan dilihat investor atau masyarakat setelah laporan keuangan Juni, September dan Desember nanti keluar,” tegas Iman.
Tercatat kuartal I-2018 emiten Bursa Efek Indonesia berkode saham BBTN ini membukukan penyaluran kredit mencapai Rp202,5 triliun atau meningkat 19,34% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp169,68 triliun.
Dari jumlah total kredit tersebut, kredit perumahan menempati porsi 91,09%, naik 20,32% dari Rp153,31 triliun pada kuartal I-2017 menjadi Rp184,46 triliun di akhir Maret 2018. Sedangkan, kredit non-perumahan meningkat 10,17% dari Rp16,37 triliun menjadi Rp18,03 triliun.
Pertumbuhan kredit dan pembiayaan Bank BTN ini juga turut menunjang kenaikan aset perseroan sebesar 20,73% dari Rp214,31 triliun pada kuartal I-2017 menjadi Rp258,73 triliun di periode yang sama tahun ini. Dengan capaian tersebut, laba bersih Bank BTN tercatat naik 15,13% dari Rp594 miliar pada akhir Maret 2017 menjadi Rp684 miliar di periode yang sama tahun ini.
Untuk DPK, perseroan berhasil tumbuh 23,54% secara tahunan dari Rp157,41 triliun pada kuartal I-2017 menjadi Rp194,48 triliun per kuartal I-2018. Adapun, pertumbuhan terbesar simpanan BTN bersumber dari kenaikan tabungan sebesar 43,35% dari Rp30,74 triliun pada akhir Maret 2017 menjadi Rp44,06 triliun di periode yang sama tahun ini.
Penghimpunan giro dan deposito juga menjadi penopang laju kenaikan DPK dengan pertumbuhan masing-masing 22,55% menjadi Rp51,14 triliun dan 16,87% menjadi Rp99,28 triliun per 31 Maret 2018. (Rakhmat Baihaqi)
(Dani Jumadil Akhir)